in ,

Antisipasi Akar Masalah Terorisme akibat Perbedaan

presentasi video pendek bnpt

teraju.id, Kapuas Palace— Berita baik untuk sineas muda, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalimantan Barat mengadakan lomba video pendek bertema “KITA BOLEH BEDA” dan dialog film sebagai media penyebaran gagasan damai. Lomba ini diperuntukkan kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah dan sederajat.

Kegiatan diadakan di 32 provinsi, sementara Kalimantan Barat adalah provinsi penyelenggara yang ke-16 dari 32 provinsi se-Tanah Air. “Setiap provinsi diadakan lomba melalui FKPT dan diseleksi menjadi 3 pememang level daerah. Sehingga dari kegiatan ini memiliki masing-masing 3 wakil provinsi yang kemudian total seluruh wakil provinsi sebanyak 96. Dari 96 ini diseleksi lagi menjadi 10 besar level nasional,” ungkap Fahrudin.

Fahrudin selaku Koordinator Pemuda Perempuan di BNPT dari Subtif Kewaspadaan Deputi 1 BNPT menyampaikan, bahwa dari 10 besar nanti itu sineas mudanya akan training film di Jakarta pada tanggal 24,25,26 November. “Siapakah yang mentraining? Nah, yang mentraining mulai dari ketua dewan jurinya yakni Dandi Laksono pimpinan Watchdog, Chandra Wibowo, B Aditya dari Miles Film yang terkenal dengan debutan Ada Apa Dengan Cinta, dan masih banyak sineas papan atas nasional lainnya.” Mereka adalah orang-orang yang berkompeten di bidangnya.

Di Kalimantan Barat ada 10 video yang diseleksi, di antaranya dari  siswa-siswi SMA Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Tahap seleksi dilakukan di Hotel Kapuas Palace Pontianak, Kamis (18/8/16) sejak pagi. “Kita ingin melihat bagaimana kemampuan dari teman-teman untuk menyampaikan gagasan mereka dengan video dari sudut pandang mereka sendiri.

Di samping juga kita ingin melihat bahwa kalo’ kita bicara tentang radikalisme, terorisme, sedini mungkin sebenarnya yang perlu kita lihat adalah dari akarnya sendiri,” tambah dewan juri yang juga anggota dewan penilai Eagle Award Sutjiwati Eka Tjandra pimpinan Samuan Film, penilai FFI serta Eagle Award.

Katanya, apa sih yang menyebabkan radikalisme itu ada? Itu karena adanya perbedaan. “Kita harus menghargai bahwa sesungguhnya perbedaan itu gak masalah,” ujar Tjandra yang masa mudanya pernah menjadi jurnalis Televisi Pendidikan Indonesia sampai meliput kejuaraan All England dan dimenangkan atlet Susi Susanti di Inggris. (Difa)

Written by teraju

bnpt lomba film pendek hadiah

Lomba Film Pendek Tingkat Nasional Bagi SMA Sederajat

yusriadi

Heboh Raperda Masyarakat Hukum Adat di Kalbar