in ,

Film Pendek SMAN 4 Lolos Final Lomba BNPT

IMG 20171122 101801 030
Suasana penjurian film pendek BNPT di Jakarta. Foto rilis BNPT

teraju.id, Pontianak – Lomba dengan tema deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menghasilkan 10 finalis. Satu di antaranya buah karya siswa SMAN 4 Kota Pontianak. Naskah karya SMA “Tetra” ini berjudul Sang Saka, dinyatakan lolos 32 film terbaik dari 517 film pendek yang masuk. Kemudian Sang Saka berhasil lolos 10 besar sebagai finalis.
“Semua karya kami anggap baik dan tentu harus ada yang ditetapkan sebagai yang terbaik untuk menjadi pemenangnya,” kata ketua tim juri, Sutjiati Eka Tjandra di Jakarta, Selasa (21/11/2017) sebagaimana dimuat di laman web BNPT. Selain Tjandra, ada 4 nama lain yang masuk ke dalam tim juri, yaitu Ratrikala Bhre Aditya, Swastika Nohara, Dyah Kusumawati dan Prisia Nasution. Seperti disampaikan dalam kesempatan penjurian sebelumnya, Tjandra mengungkapkan pihaknya menggunakan tiga dasar penilaian, yaitu kesesuaian isi karya dengan tema, daya gugah karya terhadap upaya pencegahan paham radikal terorisme dan tehnik pengerjaan. “Kami tim juri sangat mengapresiasi karya peserta. Bisa kami nilai lebih baik dibandingkan karya yang masuk pada lomba tahun lalu, yang mana pengetahuan adik-adik pelajar terus mengalami peningkatan,” tambah Tjandra. Selain film pendek Sang Saka, ke-9 film pendek lainnya adalah: Di Bawah Sayap Pancasila dari SMK Muhammadiyah 1 Playen, Kibaran dari SMA 8 Banda Aceh, Tekor dari SMK Budi Mulia 2 Yogyakarta, Hormat Bendera dari SMKN 3 Ternate, Kebenaran yang Terjadi dari SMAN 1 Liwa, Lampung, Bendera Getah Getih dari SMAN 1 Pacitan, Paku Merah Putih dari MAN 2 Probolinggo, Pusaka Simbah dari SMKN 1 Krismantoro dan Distorsi dari SMAN 2 Madiun. Staf Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Fachrudin, mengatakan urutan 10 video terbaik tersebut bukan hasil final untuk masing-masing kategori, yaitu video terbaik, cerita terbaik dan video terfavorit. Pihaknya masih akan melaksanakan proses penentuan juara melalui presentasi perwakilan finalis di Yogyakarta pada tanggal 5 – 7 Desember mendatang. “Mereka yang videonya masuk sepuluh besar adalah yang berhak berangkat ke Yogyakarta. Di sana mereka akan kami minta mempresentasikan perihal videonya, dan dari itulah kami tetapkan siapa-siapa juaranya di masing-masing kategori,” jelas Fachrudin.
Panitia lomba, lanjut Fachrudin, akan menghubungi kesepuluh finalis terkait teknis keberangkatan ke Yogyakarta. “Kami sampaikan di awal, mereka yang ke Yogyakarta wajib membawa kamera, laptop, surat keterangan sekolah serta Kartu Tanda Pelajar asli dan materi presentasi video dalam file power point,” ujar Fachrudin. Sementara Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Dr. Hj. Andi Intang Dulung, M.H.I., menyampaikan ucapan selamat kepada para pemenang. Tak lupa dia juga memberikan apresiasi kepada peserta yang karyanya belum beruntung ditetapkan sebagai pemenang. “Kepada anak-anak pelajar tetap semangat berkarya. Kemauan kalian membuat video bertemakan nasionalisme adalah wujud keikutsertaan nyata dalam memerangi paham radikal terorisme,” pungkas Andi Intang.

Jurnalis Sastra bersama pelajar kota Pontianak dan sekitarnya seusai seminar dengan tema jurnalistik sekolah. Foto Nuris
Jurnalis Sastra bersama pelajar kota Pontianak dan sekitarnya seusai seminar dengan tema jurnalistik sekolah. Foto Nuris

Sementara itu di Pontianak, kabar gembira ini menyeruak di SMAN 4. “Kami sangat senang karena naskah film pendek karya jurnalis sekolah kami lolos babak final dan diminta presentasi di Yogyakarta,” ungkap Ketua Jurnalis Sastra (Saluran Aspirasi Siswa Tetra), Elva kepada teraju.id.
Hal yang sama diungkapkan Pembina Jurnalis Sastra, Ai Maharyanti. “Kami sangat gembira dengan hasil tersebut. Untuk ini kami menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya di dalam presentasi di Yogyakarta awal Desember nanti,” imbuhnya seraya mohon doa restu warga Kota Pontianak pada khususnya dan Kalbar pada umumnya.
Film Pendek Sang Saka mengambil lokasi shooting di Punggur Kecil. Sebuah desa yang berbatasan dengan Kota Pontianak dari Kabupaten Kubu Raya. Ai Maharyanti sendiri bertindak sebagai guru dalam film tersebut di mana ia berhadapan dengan seorang anak sekolah dasar bernama Udoy yang sangat ingin di sekolahnya ada upacara bendera. Sedangkan di sekolah tersebut sangat minim pelajar akibat terpencil. Di sinilah film pendek Sang Saka berhasil mengeduk emosi nasionalisme kebangsaan ke setiap penonton atau pemirsa. “Untuk dapat menonton film pendek Sang Saka silahkan klik judul yang sama di portal youtube,” kata Elva dan Ai Maharyanti saat keduanya hadir di seminar jurnalistik, Gardenia Ressort, kemarin.

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20171121 165329 381

Club Menulis dan Pameran Buku Islam Internasional

IMG 20171122 104622 805

Pemeriksaan dan Konsultasi Kesehatan untuk Warga Kubu