in ,

“Jangan Mereka Gagal Berangkat Hanya Gara-gara Dana”

WhatsApp Image 2017 10 28 at 05.19.51
Nina Nasution, Direktur Eksekutif Binabud Pusat membuka kegiatan Fundrising Training and Workshop di Hotel Ibis Style Jakarta, Jumat, 27/10/17

teraju.id, Ibis Jakarta – Yayasan Bina Antarbudaya berpikir kritis perihal pertukaran pelajar ke mancanegara. Terutama kepada pelajar yang telah dinyatakan lulus dari sebuah rangkaian panjang penilaian, namun gagal berangkat hanya gara-gara persoalan dana.

“Kita harus berjuang sekuat tenaga dalam membantu mereka. Untuk itulah kenapa workshop fundraising ini kita lakukan,” ungkap Direktur Eksekutif Binabud Pusat, Nina Nasution di hadapan 40 peserta yang berasal dari 20 Chapter Binabud seluruh Indonesia.

Dipaparkan wanita yang akrab disapa Kak Nina ini bahwa hasil penelitian terkini yang dilakukan Binabud terhadap 5000-an peserta seleksi pertukaran pelajar seluruh Indonesia didapatkan kenyataan bahwa 65 persen diantara mereka berharap beasiswa penuh. Tanpa beasiswa mereka gagal berangkat. Hal ini menjadi tantangan besar lembaga Binabud yang bertujuan mewujudkan perdamaian dunia melalui pembelajaran kebudayaan antarbangsa sehingga terjalin sikap saling pengertian maupun kerjasama sekaligus membentuk calon pemimpin masa depan.

Di tempat yang sama, Pembina Binabud Pusat, Asmir Agus menambahkan bahwa kondisi dunia saat ini dilanda krisis perang dengan dana yang digelontorkan sampai ratusan triliun dolar. “Mirisnya hati kita melihat sesama manusia itu menderita. Itu semua riil,” ungkapnya seraya menunjukkan laporan laporan utama Majalah Time soal perang di Irak, Syiria, hingga Mogaditsu.

“Melalui organisasi Binabud atau AFS internasional kita mengetuk hati agar anggaran perang itu lebih ditujukan untuk pendidikan dan kesejahteraan,” imbuhnya seraya merujuk dirinya bisa mengikuti pertukaran pelajar “tempo doeloe” juga karena adanya beasiswa.

Workshop Fundraising yang digelar hingga 29/10/17 itu melibatkan Pirac dan Fitra yang selama ini diakui piawai memindai dana tanggung jawab sosial perusahaan maupun memelototi anggaran pemerintah. Peserta juga dilatih menumbuhkembangkan ide kreatif dalam menjalin fundraising dan kiat-kiat merawatnya.

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

WhatsApp Image 2017 10 25 at 14.13.31

Pribumi, Kita dan Agenda Besar

WhatsApp Image 2017 10 28 at 06.46.15

9 Pelajar Hasil Seleksi Chapter Pontianak Berhak Ikut AFS