in ,

Mengenang Prof. Dr. Haitami Salim

IMG 20170421 112556 023

Oleh Yusriadi

Prof. Dr. Haitami Salim telah pergi untuk selama-lamanya. Beliau meninggal dunia pada hari Jumat, 21 April 2017.
Pelayat silih datang melayat. Mengucapkan duka. Mengingat sosok yang dikenal baik dan luar biasa.

Ya, beliau adalah tokoh penting dalam perjalanan dan perkembangan IAIN Pontianak. Pernah menjabat sebagai Ketua STAIN Pontianak. Pernah menjadi Pembantu Ketua dan juga Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian.
Perkembangan kampus ini sekarang ini tidak bisa dan tidak mungkin dilepaskan dari pemikiran dan usaha beliau. Para pejabat sekarang sesungguhnya adalah junior-juniornya. Orang-orang yang dibimbing dan dibantunya.

Seiring upaya itu, alumni kampus menyebar ke antero daerah. Mendidik umat dan mengembangkan Islam. Alumni-alumni yang pernah menuntut ilmu di kampus yang beliau pimpin.

Sepanjang kebersamaan dengan beliau, saya merasakan betapa pedulinya beliau pada mutu lulusan. Beliau ingin lulusan STAIN Pontianak menjadi lulusan yang baik yang bermanfaat untuk masyarakat daerah.

Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan hal itu. Program studi baru dibuka. Alih status diperjuangkan. Rekrutmen dosen terbaik jadi pilihab.

Saya bersama beliau dan mendengarkan semua obsesi dan mimpi. Mendengarkan rencana, tindakan dan penilaian.
“Lulusan terbaik, harus kita rekrut, untuk bersama-sama membangun lembaga,” begitu prinsip beliau.

“Siapa pun, dari latar belakang apapun, kita rekrut. Keragaman ini akan membuat kita kuat,” tambahnya.

Karena itulah… saya misalnya, bisa diterima di kampus, menjadi dosen di almamater. Kampus menampung ilmuan dari latar belakang yang tidak sama dengan Ketua.

Pak Haitami Salim sangat baik dan berwibawa. Dia diterima hampir semua kalangan. Di luar kampus, di tengah masyarakat Kalbar beliau dikenal. Beliau menjadi pengurus di banyak organisasi. Puluhan jumlahnya. Beliau di ICMI, PII, MABM, FUI, FKUB, dan lain sebagainya.

Selain itu, kemampuannya berretorika, dan kecerdasan pikirnya, membuatnya sering tampil dalam berbagai forum. Beliau tampil sebagai narasumber.

Saya kira, jam terbang di mimbar dan forum, sudah tak terhitung. Ratusan ribu orang tercerahkan.

Beliau menyiram orang dengan humor cerdasnya. Sentilan menyentuh tapi tidak menyinggung perasaan. Siapa pun. Gubernur, pejabat, hingga rakyat jelata.

Ini juga yang membuat ceramahnya dinanti orang. Ini juga yang membuatnya hampir tidak beristirahat. Tenaga dan pikirannya….

Lelah. Pasti. Kesehatan beliau terganggu. Gula darah tinggi. Daya tahan tubuh manusia ada batasnya.
“Abang tu… tak bisa… Orang datang, minta kita… susah menolaknya,” kata beliau suatu ketika.
“Abang sudah tak mau memikirkan semua hal. Tapi, malar gak…” katanya di waktu yang lain.

Ya, begitulah. Kembali pada prinsip: sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”.

Pada akhirnya kondisi kesehatan beliau menurun… penyakit tak bernama atau beliau sebut 1001, menyerangnya. Menemaninya menuju akhir dari perjalanan hidup.

Selamat jalan Bang Te. Semoga mendapat tempat di sisi Allah. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

IMG 20170421 072952 584

Selamat Jalan Bang Te(h) Tokoh Perdamaian Kalimantan Barat

IMG 20170421 165156 746

Dua Wasiat Haitami Salim, Maaf dan Menghadap Allah itu Nikmat