in ,

Pakar Bedah Syaraf Ketua Chapter Binabud Semarang, Low Profile, Menyembuhkan Ratusan Penderita Epilepsi

IMG 20190210 124446 350
Prof Dr dr Zainal Muttaqin ketiga dari kiri

teraju.id, Jakarta – Kehadiran Prof Dr dr Zainal Muttaqin di arena Rakernas Binabud di Menara Peninsula, Jakarta, 8-10/2/19 mempunyai makna tersendiri di kalangan volunteer seluruh Indonesia. Pria alumni bedah syaraf Hiroshima University, Jepang ini “bela-belain” ke ibukota demi memikirkan “creating future leader” bagi bangsa Indonesia. Padahal kesibukannya luar biasa.

Khususnya di Rumah Sakit Kariadi yang menjadi pusat rujukan penderita epilepsi seluruh Nusantara. Setiap detik waktunya sangatlah berarti.

Selama sesi Rakernas, Kak Zainal lebih banyak diam. Namun sesekali dia aktif bicara. Setiap kalimatnya berisi. Bernas. Sesekali juga mengungkit tawa karena sense of humor yang dimilikinya. Pria yang tumbuh dari keluarga tak berpunya ini rajin membantu neneknya berdagang di pasar demi pendidikan. Namun keuletan itu telah membentuk kepribadiannya untuk sukses. Sukses dalam pendidikan, karir, maupun pergaulan.

Di Indonesia, sakit epilepsi dianggap momok. Sakit kejang kejang itu bahkan disebut “gila babi”. Di tahun 2017, alumni AFS ini berhasil melakukan operasi bedah syaraf pada otak. “Bagian syaraf yang rusak itu diangkat,” ujarnya. Kesuksesan operasi epilepsi itu membuat heboh Indonesia. Zainal pun diundang tampil ke talkshow terkenal Metro TV, Kick Andy. Di sana publik terpana akan perjuangannya melawan derita epilepsi.

Prof Dr dr Zainal paling kanan proaktif menyumbang pikiran mengenai program kerja Binabud di komisi organisasi
Prof Dr dr Zainal paling kanan proaktif menyumbang pikiran mengenai program kerja Binabud di komisi organisasi

Hingga kini, sudah lebih 500 pasien epilepsi berhasil disembuhkannya. Ia juga mengkader dokter dokter muda seluruh Indonesia untuk mampu menyembuhkan penyakit yang jumlahnya di Indonesia bisa mencapai 2 juta orang.

Terimakasih Prof Zainal. Supersibuk, tapi tetap peduli dengan lembaga nirlaba Binabud yang berkhidmat di dunia volunterisme, mengkader remaja untuk menjadi pemimpin masa depan yang paham multikultural, serta memperjuangkan perdamaian dunia. Kehadiran Prof Zainal sangat menginspirasi. (Nuris)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20190210 072149 105

Menentukan Pilihan, “Nyaman-nyaman Sakit”

jenis jenis media massa

Membangun Kepercayaan pada Media Kita