in ,

Refleksi 2016 : Ujian Keragaman dan Peringatan Dini Konflik Kalbar

IMG 20161122 222529 727

Oleh: Yusriadi

Tahun 2016 akan berakhir.
Letupan mercon dan kembang api tanda pergantian tahun sebentar lagi menggelegar.
Bunyi ledakannya mungkin tidak seheboh ledakan yang terjadi tahun 2016 lalu. Percikan api pasti tak sebanding dengan ledakan nyata konflik di tengah masyarakat.
Kita merasakan dan melihat letupan beberapa waktu lalu. Kita juga melihat gesekan yang menimbulkan percikan api itu.
Apa yang terjadi di Singkawang bulan lalu menyusul penetapan calon walikota Singkawang merupakan contohnya. Pemukulan warga yang berhenti di lampu merah di Pontianak adalah contoh lain.

Selain itu ketegangan-ketegangan kecil juga muncul seputar statemen mengenai Cornelis dan bantuan pemprov untuk gawai akbar, Sail Karimata 2016. Seperti juga ketegangan dirasakan seputar pembahasan rancangan perda masyarakat hukum adat di Kalimantan Barat.
Sekecil apa pun ketegangan itu mempengaruhi kenyamanan dan ketegangan warga di daerah ini.
Apatah lagi sekarang ini bumbu untuk memanasi situasi.

Pantaulah media sosial saat ini. Media sosial sekarang lebih sering memperlihatkan sisi kemarahan, kekecewaan dan ketegangan salah satu pihak kepada pihak yang lain.
Karena sifatnya tak terikat ruang, media sosial mempersoalkan di mana pun peristiwa dan membawa dalam semua ruang.
Tidak heran, ketegangan yang terjadi di Jakarta, merambah cepat hingga Pontianak. Kelompok yang berseberangan di Jakarta, memblok sama untuk Pontianak. Akhirnya, permusuhan global memasuki wilayah lokal kita.

Kalbar akan menghadapi pemilihan kepala daerah sebentar lagi. Perhelatan ini muncul di tengah situasi keragaman yang terombang-ambing.
Kita berharap semoga nanti tidak ada peristiwa yang bisa menjadi triger untuk konflik berikutnya. Tidak ada provokator yang menunggangi kelompok-kelompok yang berseberangan.

Oleh sebab itu kiranya perlu sekali dibahas situasi ini oleh semua pihak. Semua pihak yang berkaitan dan berkepentingan dengan Kalbar yang damai bersama-sama merancang langkah antisipatif.

Kesadaran harus ditumbuhkan: kesadaran bahwa akumulasi persoalan bisa meledak bila ada triger dan aktor, perlu muncul sebagai bentuk peringatan dini.
Kesadaran bahwa ledakan apa pun selain kembang api di malam tahun baru, tidak akan baik untuk kita semua. warga Kalbar. Bahkan ledakan itu bisa sangat merugikan daerah ini. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

fgd revolusi mental

Revolusi Mental itu Dimulai dari Hal-hal Kecil

IMG 20161231 202735 509

Kapolda KALBAR dan Pangdam XII Tanjungpura Pimpin Gelar Pasukan Pengamanan Tahun Baru 2017