in ,

Sumber Agung, Sumber Potensi

IMG 20170502 061027 093

Oleh : Imam Maksum *

Siang itu langit menghujani bumi sepanjang perjalanan peserta Workshop Konservasi menuju Desa Sumber Agung, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Speedboat mereka perlahan melambat saat memasuki anak sungai kapuas yang diketahui merupakan jalur alternatif menuju desa yang hendak dituju. Lebarnya sekitar 10 meter. Airnya berwarna hitam kemerah-merahan.

Qureta adalah lembaga madia online yang menampung tulisan artikel ilmiah dan esai dari penulis-penulis yang berkewarganegaraan Indonesia. Pada kesempatan workshop ini, Qureta berkerjasama dengan Belantara.

Belantara adalah lembaga yang bergerak terhadap konservasi hutan dan pelestarian lingkungan di Indonesia. Banyak peserta yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 25 orang, dengan komposisi ada diantaranya mahasiswa, penulis, dosen, dan juga PNS yang bergerak di ranah penelitian terhadap lingkungan.

Beberapa menit kemudian, akhirnya peserta sampai pada tempat tujuan. Gerimis menemani langkah-langkah mereka beranjak turun dari speedboat. Kepala Desa Sumber Agung dan rekan-rekan Komunitas Sahabat Masyarakat Pantai (Sampan) serta beberapa orang warga menyambut kedatangan mereka. Lelah dan letih teraut di wajah peserta. Mereka dipersilahkan untuk melepas penat sembari makan siang di rumah kepala desa.

Workshop konservasi hutan yang digelar oleh Qureta bekerjasama dengan Belantara membidik Desa Sumber Agung sebagai destinasi observasi. Tujuannya adalah untuk mengenal lebih dekat potensi-potensi yang ada di desa ini. Kemudian mengetahui bagaimana bentuk program kerjasama yang dibangun oleh Komunitas Sampan dan warga desa untuk membangun sumber daya alam yang ada.

IMG_20170502_061051_287

 

Banyak potensi alam yang sudah mulai berkembang di Desa Sumber Agung. Mengingat jalinan kerjasama yang baik antara Komunitas Sampan dan para warga. Sekretaris Desa (Sekdes) Sumber Agung menilai, Komunitas Sampan sudah banyak berjasa memberikan bimbingan pemberdayaan potensi alam kepada masyarakat desa. Karenanya masyarakat bisa lebih mandiri memanfaatkan hasil alam.

Salah satu bentuk perberdayaan hasil alam adalah pemanfaatan buah nipah. Buah nipah merupakan tumbuhan yang memenuhi pesisir kapuas. Katanya, populasi Nipah di Kabupaten Kubu Raya ini adalah populasi terbesar kedua di Indonesia setelah papua. Warga desa memproduksi buah dari tanaman yang tumbuh di pinggir kapuas itu menjadi kolang kaling. Hasil olahan tersebut dijual ke pasar yang ada di Batu Ampar. Bahkan, bisa sampai ke luar daerah.

Selain itu, bersama komunitas Sampan, warga mencanangkan akan memproduksi tepung dari buah nipah. Jayu, fasilitator dari Komunitas Sampan mengatakan, beberapa waktu kedepan akan mencangkan pembuatan garam dari buah yang nyris mirip sawit. Nipah dianggap sebagai buah yang dapat menghasilkan garam karena zat air asin yang melekat dikulitnya.

Oleh karena itulah mereka berniat menggarap eksperimen itu. Namun kendala yang menghambat pengerjaanya adalah terletak pada kurangnya SDM. Mereka mengaku belum menemukan cara untuk menjamu buah nipah menjadi garam.

Selain buah Nipah, Desa Sumber Alam juga kaya dengan hasil perkebunannya. Sebagian masyarakat menanam kopi lahan gambut. Abdul Rahim, salah seorang warga desa mengatakan, terdapat tiga jenis kopi yang ditanam oleh warga desa Sumber Agung. Kopi jenis Arabica, Robusta, dan Liberia.
Selain kopi dan nipah, masyarakat juga mempunyai kebun sawit. Ada puluhan haktare sawit yang terhampar di wilayah mereka.

Salah satu konsep modern yang telah mereka gunakan dalam menanam sawit adalah sistem Sekat Panel. Melalui sistem tersebut perariran perkebunan mereka lebih mudah di atur. Selain itu, sekat panel juga berguna sebagai pengantisepasian perembetan kebakaran lahan apabila terjadi.

Begitu banyak potensi alam yang dimiliki Desa Sumber Agung. Jika potensi-potensi tersebut dimanfaatkan dengan baik maka peluang warga untuk meningkatkan ekonomi terbuka lebar. Hanya saja, perlunya bimbingan yang berkelanjutan harus dikutakan. Agar semua potensi lokal ini bisa berhasil diproduksi dengan baik. Tentunya peran pemerintah Kabupaten Kubu Raya sangat dibutuhkan oleh warga.

Hal yang tidak kalah penting untuk diingat adalah menjaga dan tetap melestarikan alam. Mensinergikan unsur-unsur konservasi yaitu manusia, tempat dan kebijakan menjadi penting dilakukan. Jika ketiga unsur sudah terjahit dengan baik dan kuat, maka konservasi hutan dinilai berhasil. Sehingga alam tetap lestari meskipun dimanfaatkan hasilnya. Tentu hal ini sejalan dengan tujuan konservasi. (penulis adalah mahasiswa IAIN Jurusan KPI, magang reporter di teraju.id)

Written by teraju

17760073 10154553548857183 6182728555550503517 n

Asa Experince in YES Programme-Wisconsin-USA

IMG 20170502 093146 775

Spons Gambut si Penangkal Api