in

Ustadz Lukman Bagikan Obat PHK

mustahil miskin

Teraju.Id, Purnama – Kehadiran Ustadz Lukmanul Hakim, MM dalam peringatan 1 Muharram di Masjid Jamiatus Sholihin sangat khidmat, khusuk sekaligus menghibur. Dengan gaya bicaranya yang “slow” sehingga mudah dicerna, ia berbagi resep hidup sehat ala Islami.

Obat dari patologi sosial yang kini banyak diderita oleh umat manusia adalah PHK. “PHK itu singkatan dari Penyakit, Hutang dan Keluarga,” ungkapnya seraya mencontohkan beberapa fakta di tengah masyarakat, termasuk pengalaman pribadinya.

“Kalau ada masalah, yang pertama-tama kita cek adalah diri kita sendiri, bukan orang lain. Sebab menyalahkan orang lain tidak menyelesaikan masalah, melainkan menambah-nambah masalah,” ujarnya. Dicontohkan alumni Pondok Pesantren Gontor-Ponorogo ini dengan seseorang yang terkena bumbu terasi. Dalam penciumannya di mana-mana tempat berbau terasi. Baik di kamar, ruang tamu, hingga halaman. Maka yang bersangkutan pun berteriak keras: dunia bau belacan!

“Yang bermasalah sesungguhnya bukanlah kamar, ruang tamu, halaman, bahkan sedunia bau ‘belacan’ tetapi masalah ada dalam diri kita sendiri,” ungkap ustadz yang kesehariannya di Munzalan Mubarakan ini membuncahkan tawa dua ratusan jamaah di Masjid Jamiatus Sholihin tadi malam, Minggu (2/10/16). Beberapa orang bahkan tampak berair-air matanya.

Sebagai otokritik umat Islam, Lukman menjelaskan ketidak-bahagiaan bertumpu pada patologi sosial PHK tersebut. Di mana setiap orang akan dihinggapi rasa sakit, baik fisik maupun psikis. Lalu ada saja masalah bersangkut paut dengan hutang piutang maupun masalah keluarga. “Menyikapi hal tersebut, kita koreksi diri. Misalnya sudah sejauh mana kita menjalankan perintah Allah serta menjauhi semua larangannya?”

Kata Lukman, ayah dari empat anak ini, jangan harap bisa membangun keluarga yang harmonis, karir yang bagus, apalagi perubahan sosial masyarakat jika bangun shalat subuh saja tidak beres. “Betul tidak?” ujarnya retoris. Sementara di dalam shalat selalu dibaca Alfatihah di mana kita semua diajarkan,

“Iyyakana’budu waiyya kanash ta’iin. Kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu kami mohon pertolongan.” Sudah jelas di sana ditabalkan bahwa kita ini berkewajiban menyembah dahulu baru minta tolong. Atau bekerja dulu baru mendapatka upah. Bukan sebaliknya.

Lalu ustadz muda dan populer di Kalbar ini mengupas hikmah shalat berjamaah di masjid. “Allah akan panjangkan umurnya, sehatkan fisik dan batinnya, diwafatkan khusnul khatimah, dilapangkan kubur serta dibangkitkan dari kubur bersama orang-orang shaleh (baik). Juga dipanggil masuk ke dalam syurga tanpa hisab.”

Acara ceramah yang menarik perhatian publik ini berlangsung selama satu jam yang dimulai dengan pengantar Ketua Masjid, Alam Mastar Harahap. Juga dimeriahkan dengan tim hadrah dengan alat-alat musik akustik. “Ada tiga acara dalam menyambut tahun baru Islam di sini. Pertama pemutaran film Islami, kedua pawai takruf dan ketiga tausiah,” ungkap Alam Mastar Harahap seraya berpantun. “Buka sepatu di balik pintu//Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ujarnya mengakhiri laporan dan disambut senyum hadirin.

Pantun Alam Mastar Harahap di awal acara juga dibalas Ustadz Lukman dalam uraiannya mengenai perekat ukhuwah. “Kue keroket//kue belodar//sudah sakit//Baru sadar,” ungkapnya disambut GeErr hadirin. Begitupula dengan pantun, “Bintang tujuh//Bintang kejora//Aku nih jatuh//Gara-gara kamulah,” timpalnya membuat hadirin makin sumringah.

“Dampak dari ceramah Ustadz Lukman luar biasa. Shalat subuh langsung ramai. Dua shaf penuh,” ungkap bilal Masjid Jamiatus Sholihin, Way. “Suka dengar ceramah beliau yang selow, tapi mudah dicerna,” timpal bilal lainnya, Amat yang kerap menonton laporan TV Munzlan Mubarakan dengan tajuk siaran Subuh Mencapai Keberkahan bersama Ustadz Lukman.

(foto: Dwi Syafriyanti)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20161003 085752 564

Kepsek Ditangkap! Cabuli 8 Murid dan Diancam 13 Tahun Penjara

pbsi untan

Budaya Literasi Harus Dipupuk Sejak Dini