in ,

Datok dari Pulau Pinang

IMG 20171230 071107 871

Oleh: Ambaryani

Jum’at malam 29 Desember 2017, saya suami beserta anak-anak menghadiri malam penutupan dan pertunjukan kegiatan Dialog Borneo-Kalimantan Ke-13 yang diselenggarakan di Rumah Adat Melayu Kalbar di Pontianak.

Saat kami baru saja datang, ruangan sudah ramai dengan alunan musik. Tetamu juga sudah memenuhi kursi dan meja yang disediakan. Kami ambil posisi di kursi yang masih kosong di bagian belakang. Tepatnya di depan barisan kursi penari yang mengisi acara pertunjukkan.

Baru kami duduk, ada laki-laki berbaju Melayu warna biru tua, bercorak sedikit putih, bersongkok hitam, bercelana hitam juga. Memakai nametage bertali hijau. Rambutnya sudah mulai memutih.

Beliau sedang makan malam di meja depan kami malam itu. Saat kami baru duduk di kursi, beliau menghentikan suapannya. Tangannya melambai-lambai ke arah anak bungsu kami. Isyarat mengajak mendekat dan makan bersama.

Kami membalas dengan senyuman. Selama menghabiskan sepiring nasinya, beberapa kali beliau melambai ke arah anak bungsu kami bersamaan dengan senyum ramah di wajah beliau.

Selesai makan beliau berediri menghampiri kami. Tepatnya, anak bungsu kami. Tangannya mengamit pipi gadis kecil kami. “Macam cucu saye”, kate beliau ramah besertaan dengan senyuman.

“Salam Datok, Nak!”, saya memberi isyarat pada bungsu. Tapi gadis kami bergeming.

Iya, bujang dan gadis kami memang begitu. Tak bisa langsung akrab dengan orang baru. Perlu waktu pemanasan agak lama.

Tak lama, suami saya yang meyambut.
“Dari mana, Pak?”

“Pulau Pinang”, kata si Datok.

“O, rombongan Gapena, ya?”

“Iye”.

Kami tak menyangka beliau dari Pulau Pinang, negara tetangga, Malaysia.

Taksiran awal saya, dia dari Pontianak. Agaknya, sepintas lalu tak bisa dibedakan. Inilah wujud nyata dari serumpun. Memang satu asal usul.

Indonesia, Malaysia, Kalbar – Pulau Pinang. –Saya jadi teringat nama itu dengan makanan bernama “apam pulau pinang”.

Saya terkesan dengan keramahan beliau. Luar biasa. Sayangnya, kami tak sempat berkenalan. Tak bisa juga berborak-borak. (*)

Written by Ambaryani

Ambaryani, Pegawai Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Lulusan Program Studi Komunikasi STAIN Pontianak. Buku berjudul; 1. Pesona Kubu Raya 2. Kubu 360 adalah buku yang ditulisnya selama menjadi ASN Kabupaten Kubu Raya

IMG 20171230 071021 527

Penulis dan Tugas Menjaga Bahasa Ibu

IMG 20171230 071141 042

Buah Kemantan