in ,

Jembatan Teluk Nangka

IMG 20171221 104953 725

Oleh: Ambaryani

Alhamdulillah, lega rasanya saat jembatan Teluk Nangka sudah jadi dan bisa dilewati.

Jembatannya dibuat kokoh dan lebar. Lebarnya kurang lebih 5 meter. Dengan pagar kanan kiri yang terbuat dari semen setinggi 1 meter dan diberi warna hitam putih. Nampak elegan.

Jembatan ini dibuat lebar agar bisa dilewati mobil. Berkali-kali Pak Camat menyinggung hal ini dalam berbagai kesempatan.

Itu artinya, jika jembatan ini dibuat agar mobil bisa lewat, selanjutnya, akan ada jembatan lain menuju Kubu yang akan dibuat serupa juga. Dipugar, dibuat besar dan kokoh.

Saya sudah tidak khawatir lagi kalaupun hujan mengguyur Kubu. Tak ada lagi cerita jalan ‘bejoget’. Dulu saat jembatan belum jadi, itu tema yang selalu dibahas oleh teman-teman di kantor.

“Kitak ni tinggal di Telok Nangka’? Lewat jalan bejogetlah tu?”, tanya Pak Daryadi bendahara kantor camat saat saya dan Kak Yuyun baru sampai kantor jika kondisi Kubu habis hujan.

Bukan hanya Pak Dar yang menjuluki jalan itu sebagai jalan bejoget, Anggi staff keuangan juga mneyebut demikian.

“Tak sanggop Anggi, Kak, kalau harus lewat jalan bejodet tu”, kata Anggi saat kami harus pulang ke Teluk Nangka dalam kondisi jalan licin parah.

Tak salah mereka menjuluki jalan antara TR 9 hingga TR 11 sebagai jalan bejoget. Karena memang ban motor akan bejoget kesana kemari jika tuas gas ditarik. Geal-geol bannya. Sekarang, setelah jembatan jadi, Mbak Tafiq yang menggoda kami.

“Oalah rek…gaya men yo, wes lewat dalan apik”, pekik Mbak Tafiq saat melihat kami mutar lewat depan rumahnya menuju jembatan baru.

Iya, setelah jembatan baru jadi, seakan beban 50 kg diangkat dari pundak kami. Dulu, setiap habis hujan, rasanya berat sekali mau pergi ke kantor.

Berpikir keras bagaimana caranya lewat jalan becek. Bekerja keras, berusaha agar selamat sampai tujuan, tidak terjadi tragedi saat lewat jalan yang super licin.
Saya juga tak harus menitipkan motor di rumah Pak Santoso jika hujan turun.

Selamajembatan belum jadi dulu, sepulang kerja, motor saya titipkan di rumah beliau yang posisinya tak jauh dari jalan utama menuju Kubu. Di Teluk Nangka TR 9. Saya beruntung bertemu teman-teman kantor yang nice.

Jembatan yang sudah sejak awal pertama kami datang mulai dibongkar. Sekarang sudah menjadi jembatan yang kokoh dan lapang. Semoga ini menjadi isyarat lapangnya jalan kami menuju masa mendatang. Amin. (*)

Written by Ambaryani

Ambaryani, Pegawai Pemerintahan Kabupaten Kubu Raya. Lulusan Program Studi Komunikasi STAIN Pontianak. Buku berjudul; 1. Pesona Kubu Raya 2. Kubu 360 adalah buku yang ditulisnya selama menjadi ASN Kabupaten Kubu Raya

images 2

Resensi dan Pelajaran untukku

IMG 20171222 201743 206

Pedagang Keliling