in

Jungkar Rumah Kami

WhatsApp Image 2018 02 07 at 20.03.20

Oleh: Yusriadi

Membaca sebuah artikel di sebuah media nasional tentang pintu belakang, mengingatkan saya pada jungkar rumah kami. Jungkar adalah bagian yang umum pada rumah lama, di kampung, dulu.

Saya tiba-tiba ingat tentang jungkar karena bagian ini rasanya tak kalah menarik dibandingkan pintu belakang, pintu depan, atau ruang tamu. Bahkan, jungkar menjadi sangat menarik ketika dibicarakan karena sejauh ini belum ada yang menulisnya. Kalaupun disebut ada hanya satu dua tulisan yang di dalamnya memasukkan kata jungkar, sebagai sebuah tambahan saja. Tidak membahasnya secara khusus.

Padahal, setelah saya renungkan, jungkar adalah bagian yang cukup penting dari sebuah rumah lama –mungkin bisa disebut rumah kampung.

Rumah terasa lengkap bila ada jungkar. Rumah menjadi luas rasanya.
Maklum, seringkali jungkar berperan sebagai gudang bagi pemiliknya. Jenis benda tertentu ditaroh di jungkar. Sebagai contoh di rumah kami dahulu di jungkar tempat meletakkan lesung dan alu. Tempat meletakkan batu asahan dan drum air. Tempat kursi. Tempat meletakkan kayu bakar setelah agak kering, sebelum dimasukkan ke dalam rumah, ke atas para di dapur.

Getah kering kadang-kadang di simpan di sana. Speed, ambinan, sendal, sering ditaroh di sini.
Memang, ada banyak kegiatan dilaksanakan di jungkar. Istirahat dari kebun sambil mendinginkan badan, menerima tamu yang tidak formal, mengasah pisau, “berdamai” kala sore dan malam, menumbuk padi, tepung dan daun ubi, memotong ayam, hampir selalu di sini.

Pada saat tertentu jungkar juga jadi panggung. Sewaktu kakak saya menikah, pelaminan untuk “bejenjang” dibuat di jungkar depan. Sedangkan jungkar belakang tempat mencuci atau meletakkan air, serta sayur-mayur yang akan dimasak. Itu jungkar kami.

Sedangkan pada tempat orang lain, jungkar juga menjadi tempat meletak air, tempat mencuci piring dan bahkan mandi. Kami tidak mencuci piring di jungkar karena di dalam rumah dapur ada tempat khusus cucian piring.
Nah, sebegitu pentingnya jungkar tetapi bagian ini belum pernah ditulis orang. Kalau pun ada hanya sedikit. Hanya sekadar disebut.

Artikel yang saya baca itu membuat saya menghubungi adik saya, Sri Buti, yang ada di kampung. Buti bekerja dengan cepat. Sejumlah jungkar orang difotonya, sejumlah informasi dicari. Kami akan membuat artikel bersama tentang ini. (*)

Written by teraju.id

muslimah1

Perempuan Melayu Terakhir

IMG 20180208 220245 865

Ketika Disebut Kakak Terbaik