in

Kulat

WhatsApp Image 2018 03 15 at 05.29.56

Oleh: Ambaryani

Hari Minggu kemarin, misua yang jadwal belanja ke pasar sayur. Setelah pagi main bulu tangkis, pulang langsung ke pasar Flamboyan. Begitu pulang, ada sayur yang belum pernah kami beli selama ini di antara kantong-kantong kresek sayuran.

“Dimona kula’ nomu kulat itu’?” Umak bertanya pada misua yang baru saja datang dan meletakkan kresek sayuran di dapur.

“Di Flamboyan, todik aku ngingkat… lagi’ bait.”

Saya mendengar sambil melihat kresek itu.

Jamur jenis ini, pernah dulu saya lihat di kampung. Tapi, belum pernah memasaknya. Ini pengalaman pertama saya makan jamur atau kulat taun –bahasa ulu menamainya, jenis ini. Kata umak dan misua, jamur jenis ini sering tumbuh di batang karet atau kayu yang sudah tumbang.

Jamurnya kecil-kecil. Warnanya putih kecoklatan. Baunya, khas jamur. Ada perpaduan aroma batang kayu. Teksturnya kenyal-kenyal mempal. Alot.

Sebelum memasaknya, jamur dicuci bersih dulu. Karena kadang di dalamnya atau selah-selah jamur ada binatang-binatang kecilnya. Harus jeli saat mencucinya. Setelah itu jamur ditiriskan sebelum akhirnya ditumbuk.

Iya, sebelum ditumis bersama bumbu bawang merah putih, cabek dan diberi sedikit ikan teri, jamur ditumbuk. Bisa juga tidak ditumbuk kalau jamurnya masih baru, belum dijemur. Saya rasa, tujuan umak menumbuk terlebih dahulu sebelum menumisnya, agar tekstur jamur agak lembut.

Sudah ditumbuk pun teksturnya masih sedikit alot. Apa lagi kalau tidak ditumbuk. Tekstur asli jamur yang sudah agak mengering karena dijemur. Umak kesulitan saat memakannya kalau jamurnya terlalu alot. Kata anak-anak saya, gigi nenek (umak) habis dah. Macam anak bayi, tak ada gigi. Si cucu-cucu bergurau dengan neneknya.

Dan ternyata adik saya yang sebelumnya sama dengan saya belum pernah makan jamur jenis inipun suka. Alot-alot enak. Pandai umak mengolahnya. Kami, saya dan adik-adik banyak belajar menu makanan baru ala-ala Kapuas Hulu selama ini.

Jenis, penamaan dan bahan yang sebelumnya belum pernah kami masak. Bahkan hingga mamak saya juga sudah mulai seliur, suka dengan olahan orang Hulu. Popat mangga, jukut, tumis jiruk nsabi, daun ubi tumbuk, daun ronggi masak bening, dan ada beberapa menu lagi yang sebenarnya kami belum biasa memakannya. Apa lagi memasaknya. Dan kali ini, tumis kulat taun.

Written by teraju

merdeka walk

Membuka Gerbang Merdeka

WhatsApp Image 2018 03 15 at 05.34.16

Berkat Kesasar