in

Launching Buku di Pelaminan Sesi II: The Real Marsita Polling in Lope

IMG 20210127 100644 394

Oleh: Farninda Aditya

Saat foto launching buku Kerlap-Kerlip Kehidupan: The Real Marsita Polling in Lope dikirim di grup dan penulis buku, serta sosial media, kawan-kawan membuat status, “Alhamdulillah, Lauching Buku di Pelaminan Sesi II berhasil”.

Sesi I terselenggara pada tahun 2017, peluncuran buku untuk hadiah pernikahan saya kala itu. Serupa dengan buku Sesi I, buku tentang Marsita ditulis bersama, ditulis oleh orang yang kenal dekat dengannya secara khusus keluarga besar Club Menulis. Buku menjadi hadiah, tren menghadiahi ala Club Menulis.

Hampir 1 bulan persiapan menulis buku untuk Kak Mar-nya kawan-kawan di Club Menulis. Dari simpulan yang didapat, “Adik-adik” memandang sosok Marsita sebagai perempuan tangguh, sibuk, dan suka menolong.

Saya membuat grup khusus sebenarnya, untuk memudahkan komunikasi dan laporan siapa saja yang sudah mengirim, walau setiap orang memilih mengirim karyanya dengan japri.

Tidak semua orang yang di grup menulis buku, ternyata ada juga yang “lupa tentang Mar” karenanya kesukaran menyampaikan kata-kata. Namun, bisa juga karena kebiasaan ini sudah lama ditinggalkan.

H-1 tenggat desain masih ada yang mengirim karya, itu pun pakai kata-kata, “Nulis ndak, nanti merase dimakan Singa”. Bahkan, Sumama dan Siti Muslikhah yang termasuk sudah lama tak bersua karya diajak dan diteror dalam waktu 1 hari. Mahmud Alfikiri juga begitu, tak sampai 1 hari. Saya puji-puji mereka bahwa kemampuan menulis mereka di atas rata-rata pasti bisa menulis waktu singkat. Ada juga saya olok kalau kemampuannya “mati dini”, kemudian benaran dia tak mampu. Ternyata saya salah strateginya.

Saya menyusun tulisan berdasarkan kedekatan. Anggap saja levelnya: dekat, lumayan dekat, sangat dekat, dekat yang sudah tak ketulungan. Niatnya biar Sang Penerima Hadiah membaca terus dan terus. Dari halaman awal sampai halaman akhir. Saya jadi teringat saat malam pengantin yang saya lakukan adalah membaca buku hadiah. Haru dan lucu menjadi satu malam itu. Jadi, saya ingin Marsita merasakan khidmat membacanya.

Saya agak kesulitan mencari foto kawan satu angkatan ini. Harus mengeluarkan laptop lama yang sudah rusak, tapi ada hikmahnya juga Si Laptop mau siuman. Lalu mencari dokumen foto dari tahun 2011 sampai 2020, untung lah ada juga terdokumen di Facebook.

Sebagai editor dan sebagai kawan, senang rasanya buku rampung. Apalagi difinalisasi oleh Bang Fahmi. Buku bersampul paduan kuning dengan foto warna membuat buku tampak istimewa. Makna yang sama untuk Marsita, Kak Mar, Kak Sita, Kak Mars, dan Wak yang sangat istimewa dalam pandangan penulis.

Terima kasih kepada penulis: Khatijah, Saripaini, Novie Anggareni, Mita Hairani, Tuti Alawiyah, Suherman, Nursilan, Sumama, Mahmud Alfikri, Deplo Supoyo, Eni Desiyani, Siti Muslikhah, Ghea, Nurhasanah, Ambaryani dan Yusriadi. (*)

Written by teraju.id

IMG 20210126 WA0036

Hari Ini, Pendampingan dan Hibah Komunitas Sosial Sustainability Management Awards Dibuka

IMG 20210128 WA0025

Wakaf untuk Makam