in

Liburan Bersama “Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka”

IMG 20180212 062624 293

Oleh : Khatijah

“Sebaik-baiknya teman duduk ialah buku”. Kalimat itu sudah lama kudengar tapi tak pernah kujamah kenikmatannya sejauh ini mengenal dunia hitam putih.

Siang ini, buku yang disusun oleh Anthony Reid dengan judul “Sumatera Tempo Doeloe dari Marco Polo sampai Tan Malaka” setebal 421 halaman dilengkapi gambar ilustrasi, glosarium, dan indeks. Menyungguhkan aku dengan deretan catatan-catatan orang pelaut memberikan kenikmatan sang pembaca seakan berada di Sumatera pada abad ke belasan.

Beliau menyusun diary orang-orang Portugis yang pernah singgah di Aceh. Di buku tersebut terasa sangat jelas bagaimana kayanya Sumatera dengan emas dan rempah-rempah. Bagaimana kerajaan dengan peraturan yang sangat ketat menurut syariat islam seperti hukuman yang diberikan kepada pencuri, penzinah, yang ditegakkan tanpa memandang bulu, dan banyak lagi. Bagaimana kejamnya manusia yang dianggap kanibal pada abad kebelasan karena memakan mayat keluarga atau warga asing. Itulah tulisan yang membuat kita lupa akan waktu ketika membacanya.

Susunan diary itu menyadarkan betapa pentingnya kisah di sekitar lingkungan kita yang terlewatkan. Tak salah lagi kata Pramoedya Ananta Toer “Menulis adalah bekerja untuk keabadian” sangat jelas dengan adanya diary tersebut kita bisa mengetahui dengan lengkap gambaran masa lalu pada wilayah tersebut.

Hal itu menyadarkanku betapa pentingnya menulis, betapa pentingnya berbagi pengalaman meski terkadang hari yang kita lewati tidak penting atau berjalan dengan lumrah. Tetapi kita tidak akan tahu apa yang terjadi dengan masa depan mungkin tulisan kita akan dicari atau berguna untuk melengkapi data para peneliti nantinya. Jika bukan kita siapa lagi, jika bukan dengan menulis dengan apalagi.

Jawai, 04 Februari 2018

Written by teraju

index4

Antara Kesempatan Mimpi dan Kenyataan

IMG 20180212 063131 356

Pak Yus dan Toko Buah Ya Salam