in

Pasca Safari Maulid, Lanjut Kampung Riset

Pasca Safari Maulid Lanjut Kampung Riset

Oleh: Didi Darmadi

Senin, 02/10/2020 Pagi dalam suasana kampus yang masih lockdown akibat pandemi Covid-19, rombongan Kampung Riset berangkat dari kampus IAIN Pontianak menuju lokasi masing-masing. Ada 5 (lima) titik tujuan kegiatan Kampung Riset yaitu Rasau Jaya, Jangkang, Batu Ampar Tengah, Sungai Limau, dan Keruing.

Padahal, sehari sebelumnya, saya barusan kembali dari kampung halaman setelah sepekan (27 Oktober-01 November 2020) melaksanakan kegiatan Safari Maulid, bersama rombongan ustadz/ustadzah yang berjumlah 11 (sebelas) orang dari Pontianak. Kegiatan ini juga dalam rangka kunjungan para pengurus Yayasan Pusat Ulil Albab Kalimantan Barat. Kegiatan Safari Maulid dilaksanakan di beberapa titik kampung dalam wilayah Kecamatan Boyan Tanjung, Kabupaten Kapuas Hulu, diantaranya desa Nanga Jemah, Lanyan, Nanga Aut, Sebuyuk, Riam Mengelai, Nanga Ret, dan Nanga Boyan. Masih terasa kehangatan sambutan masyarakat Boyan Tanjung saat menyambut kehadiran kami.

Oh ya perjalanan kegiatan Kampung Riset menggunakan transportasi sepeda motor masing-masing, hanya ada satu unit mobil kijang butut berplat merah milik kampus yang khusus membawa barang-barang perlengkapan peserta dan pakaian layak pakai untuk bhakti sosial di Batu Ampar atau yang lebih dikenal oleh para millenial dengan sebutan BATAM. Alhamdulillah perjalanan berlangsung lancar dari kampus IAIN Pontianak menuju pelabuhan Rasau Jaya, kemudian dilanjutkan naik motor kelotok menuju pelabuhan Batu Ampar. Kami berangkat dari kampus pukul 09.00 WIBB dan sampai di Batu Ampar pukul 17.00 sore hari.

Suasana gelap dan hujan menyertai kedatangan kami di Batu Ampar. Terpaan angin dan hujan membuat kami basah kuyup, ini tentu menambah semangat kami supaya cepat-cepat menurunkan barang bawaan dari motor kelotok. Setelah selesai, kami menunggu beberapa saat di pelabuhan Batam, saya bersama Dr. Yusriadi memesan minuman kopi hitam dan kopi susu, mencoba menghangatkan dan menyegarkan badan, sedap memang sensasi kopi Batam.

Selanjutnya kami menuju Penginapan Sarinah, untuk beristirahat, makan malam, dan briefing dengan masing-masing kelompok. Kemudian pada malam itu juga kami menuju posko masing-masing yaitu posko Batu Ampar Tengah dan Posko Sungai Limau, sementara Posko Keruing yang cukup jauh masih diinapkan dulu di Penginapan Sarinah, sebab udah malam ditambah hujan yang belum mereda. Setelah selesai mengantar mahasiswa peserta Kampung Riset, saya bersama panitia dan pembimbing kembali ke Penginapan Sarinah untuk beristirahat.

Malam pertama dilokasi Kampung Riset Batam kami tutup dengan ngopi susu jahe plus ngobrol diiringi canda tawa bareng (phsycal distancing) di Penginapan Sarinah. Oh ya Penginapan Sarinah sangat populer di zamannya dan kini menjadi legendaris.

Penulis: Didi Darmadi

Written by teraju.id

sultan hamid II perancang lambang negara

Sultan Hamid Memenuhi Semua Syarat UU untuk Menjadi Pahlawan Nasional

UU ITE, Karni Ilyas dan Andi Hamzah

Prof Andi Hamzah: UU ITE Harusnya Berisi Sanksi Administratif Bukan Pidana