in

Pasir Musiman, Objek Wisata Tayan

WhatsApp Image 2019 08 19 at 18.54.55

Oleh: Syarifah Desy Syahab

Pasir Tayan terpentang “timbul” di hulu Jembatan Tayan. Pasir yang hanya dapat dilihat ketika musim kemarau ini, halus, lembut, memanjakan kaki ketika menginjaknya.

Pasir ini terletak di Dusun Pedalaman, Tayan Hilir, sejajar dengan Keraton Tayan. Pasir Tayan mudah dijangkau. Bisa melalui jalan poros Tayan-Piansak, lalu berhenti di bibir pantai. Bisa juga melalui jalan Keraton, lalu dengan motor air menyeberang ke Pasir Tayan ini. Cukup merogoh kocek sebesar Rp.3000 (kadang juga Rp.5000–tergantung…), sudah bisa sampai di obyek yang pemandangannya jarang ditemui.

Pasir ini memang jadi objek wisata Tayan. Banyak orang yang datang mengunjunginya. Seperti yang terlihat sore Senin (19/8), ada ratusan orang di pantai ini. Salah satu pengunjung yang berkunjung ke pasir Tayan, Abel.
“Saya suka di sini, enak suasananya bisa bersantai bersama teman-teman,” jelas siswi SMK Cahaya Harapan Tayan Hilir berasal dari Desa Baru Lomba Kecamatan Meliau.

Saat musim kemarau, Pasir Tayan menjadi daya tarik masyarakat sekitar maupun masyarakat luar karena keindahan alam seperti ini jarang mereka ditemui. Mereka mengabadikan momen tersebut.Ketika musim hujan seperti bulan Desember pasir akan tenggelam sehingga tidak dapat dinikmati.

“Kalau musim hujan tidak bisa dilihat begini, yang ada hanya air, tapi kalau kemarau ya begini,” jelas Nia gadis berumur 18 tahun bersekolah di SMA 1 Tayan Hilir asal Desa Lalang saat ditemui bersama teman-temannya yang sedang mengambil gambar.

Namun pengunjung menyayangkan sampah yang berserakan, hal ini menunjukan jika kesadaran terhadap lingkungan masih minim. Sampah ini mengganggu pengunjung yang hadir, pasir yang bersih berubah menjadi berwarna.

“Adanya sampah yang terhampar sejauh mata memandang sangat merusak pemandangan, seandainya sampah tidak ada maka akan terlihat lebih bagus, ada sampah saja bagus apalagi bersih,” jelas Nia.

Pemandangan yang disajikan pasir Tayan dapat menjadi objek wisata yang menguntungkan masyarakat, keindahan alam yang hanya musiman akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
“Kalo bisa diberi perhatian lebih, dari sampahnya maupun pembangunan,” kata Abel.

Nia selaku pengunjung mengharapkan sampah untuk ke depannya akan berkurang, karena wisata ini adalah aset yang harus dijaga.

“Saya berharap sampah-sampah di sini bisa berkurang, kalau berkurang atau bahkan bersih tentu bisa membawa perubahan pada perekonomian warga.” harap Nia. (*)

Written by teraju

KEP Talk 5.1

“Changemaker is Not About Age”, Umur Bukan Penghambat untuk Perubahan

IMG 20190820 093918 932

Kalahkan Jatim, Tim Basket Putri Kalbar Lolos PON XX 2020