in

Tak Banyak yang Kutahu tentang Bapak

IMG 20180121 183355 205

Oleh : Khatijah

“Bapak kamek marah nanti Jah, kalo kamek tak balek ke rumah ni”. Kalimat yang terlalu sering aku dengar dari mulut temanku. Bukan hal yang lumrah lagi kini menyaksikan kasih sayang seorang ayah di depan mataku.

Dulu saja aku yang terlalu mewek. Kucoba untuk menahan kristal di kelopak mata agar tidak terjatuh jika menyaksikan adegan seorang bapak dan ayahnya bercanda ria di depanku, tapi kini tidak ada lagi cairan yang disebut air mata hadir jika aku menyaksikannya lagi, yang tetap tinggal ialah pertanyaan-pertanyaan,

“Di mana bapakku?”,

“Bagaimana rupa bapakku?”,

“Kenapa aku tidak boleh bertemu dengan laki-laki yang aku harus memanggilnya bapak?”,

“Kenapa dengan pikiran ibu jika aku menemukan bapak?” dan banyak lagi.

Keberuntungan setiap orang berbeda-beda, ada yang beruntung karena mempunyai orangtua PNS sehingga masalah keuangan tidak perlu ia pikirkan, ada yang salah satu orangtuanya telah meninggal, dan bahkan ada yang kedua orangtuanya tidak ada, dan aku kata orang sangat beruntung mempunyai ayah tiri sebaik bapakku, ayah tiri yang selalu mementingkan masa depanku, ayah tiri yang tidak peduli bagaimana ia diomeli oleh ibuku jika memberikan uang jajan lebih kepada anak-anak tirinya, ayah tiri yang sangat peduli dengan kebahagianku.

Bukan untuk menjadi orang yang munafik sedunia, aku memang benar-benar mensyukurinya dianugrahkan ayah tiri seperti beliau tetapi sebagai seorang anak aku sangat ingin mengetahui siapa bapakku, bagaimana rupanya, aku ingin sekali seperti mereka yang mempunyai ayah sangat antusias kepada princesnya.

Untuk bapak, tidak banyak yang kutahu tentang bapak, zaman secanggih inipun aku masih belum menemukan foto bapak. Aku tak peduli apa masa lalu bapak dan ibu yang aku ingin tahu hanya dimana bapak, aku hanya ingin bilang putrimu sudah besar bahkan sekarang telah menjajaki cita-citanya, bapak pasti tidak tahu apa cita-cita putri kecilmu, jika ibu izinkan aku ingin banyak bercerita dengan bapak, bercerita tentang pahitnya kehidupan, bercerita tentang manisnya cinta pertama, bercerita tentang orang-orang yang selama ini mendukungku.

Bapak, tak banyak yang kutahu tentang bapak, tapi aku yakin di manapun kau berada kau pasti ingin sekali menyaksikan senyum putrimu yang manis ini. Putri yang tanpa campur tanganmu mendidiknya, putri yang tak punya cinta darimu seperti orang lain yang mendapatkan cinta pertamanya adalah bapak.

Bapak, semoga suatu saat ibu mau mempertemukan kita. Aku hanya minta satu permintaan, sehat-sehat ya pak, jangan sakit, sampai kita bisa bertemu, sampai aku bisa bercerita banyak tentang diriku, sampai aku bisa mendengar puisi dari bapak nanti ketika aku ulang tahun, sampai aku bisa mendengar larangan seorang bapak yang dihasilkan oleh rasa cemburu seorang bapak menemui putrinya jatuh cinta dengan seorang lelaki.

Pak, aku di sini baik-baik saja, bahkan lebih dari kata baik, karena Tuhan selalu baik denganku. Dia selalu mengirim seorang bapak di manapun aku berada, di Club Menulis aku merasakan kasih sayang seorang bapak dari pembinaku, di rumah aku mendapatkannya dari Bang Long, di panti aku mendapatkannya dari Ayah, dan di rumah … jangan tanya lagi, ibu memang benar-benar orang yang ahli mencari penggantimu.
Bapak tak banyak yang kutahu tentang bapak.

Pontianak, 21 Januari 2018

Written by teraju

IMG 20180121 123422 743

Menangislah dengan Bijak

IMG 20180122 092737 917

Menikmati Dinginnya Air Terjun Pacur Aji