in

Maestro Sulam Mencari Murid

3

Oleh: Dwi Syafriyanti

Berakhirnya gelaran Festival Kuliner dan Pontianak Ekonomi Kreatif Expo dalam rangka Hut Kota Pontianak yang ke-247 tempo hari ternyata tak mengakhiri pertukaran informasi dengan Bu Yayuk Sulam. Perempuan maestro berusia lebih dari setengah abad yang sukses penyulam karya dengan harga puluhan juta ini datang dengan berita gembira melalui aplikasi WhatApp.

Berita yang semakin meneguhkan keyakinan saya tentang seseorang yang meski menua tapi justru semakin aktif, semakin kreatif dan semakin peduli. Inilah gambaran positif tentang “semakin tua semakin jadi”, kesejatian ketika seorang telah bertemu dan mengenal dirinya dengan baik. Itulah Bu Yayuk Sulam, Sang Penyulam Rasa.

Bu Yayuk Sulam meminta bantuan saya untuk mengumpulkan sekelompok orang yang bersedia menerima ilmu-ilmu sulam yang ia miliki.

“Ibu mau ngajarin Decoupage bt komunitasnya mbak Dwi secara gratis…mbak dwi yang nyari pesertanya…”
Tentu pesan WhatApp Bu Yayuk Sulam tersebut saya jawab dengan senang hati, dan ingin segera saya tindak lanjuti, namun ternyata tak sampai di situ, karena setelahnya pesan WhapApp beliau kembali masuk.

“Apa lg klu mbak Dwi bisa cari tmn2 disabilitas lbh bagus lg..klu ini ibu yang keluar bhn utk belajar & gratis,, hasilnya bawa pulang.”

“Untuk tmn2 disabilitas kita + terus ilmu craftnya,..bisa jadi klu ada pameran hsl dari kreatifitas mrk kita ikutkan pameran, stand ibu yg byr..mrk bs jual hsl karya mrk & berlanjut terus..ibu siap support,” demikian sambungnya lagi.

Saya yang tengah lelah dan ngantuk berat karena aktivitas seharian, tiba-tiba kehilangan rasa kantuk semalam. Ingin rasanya segera merealisasikan niat baik Bu Yayuk Sulam sambil berpikir ternyata di tengah dunia yang semakin tua berikut segenap tingkah laku manusia di dalamnya termasuk ketidakperdulian masih ada manusia seperti Ibu Yayuk Sulam. Ia datang dalam benak saya sebagai sosok mulia yang membawa niat baik, niat hendak berbagi, hendak beramal jariah.

Semoga saya bisa membantu niat baik tersebut terwujud, dan buat siapapun yang tertarik belajar Decoupage secara gratis silakan menghubungi saya, dan akan segera saya pertemukan dengan Ibu Yayuk Sulam. Saran saya jangan lewatkan kesempatan langka ini dan bayangkan jika kawan-kawan sudah piawai mendekorasi obyek dengan menempelkan potongan kerta berwarna ke dalam kombinasi plus efek cat khusus, daun emas dan eleman dekoratif lainnya. Umumnya hal ini dapat dilakukan pada benda seperti kotak kecil atau furniture ditutupi oleh potongan dari majalah atau dari kertas, seni inilah yang disebut sebagai Decoupage.

Selain itu kita juga bisa belajar menyulam dari Ibu Yayuk Sulam, sebab seni menyulam itu sendiri yang menjadi keahliannya hingga dipanggil “Yayuk Sulam”. Di dunia sulam menyulam saya rasa beliau sudah pantas bergelar master bahkan maestro. Dan jika pintar menyulam nanti, dan menghasilkan sulaman sebaik sulaman Ibu Yayuk Sulam, jangan kaget jika karya murid-muridnya Bu Yayuk Sulam nanti bisa dihargai puluhan juta juga seperti karya-karyanya Ibu Yayuk Sulam .

Bekerja cukup di rumah saja, sangat cocok bagi ibu rumah tangga atau siapa pun yang berminat tentunya, dan jangan lupa menyulamlah dengan “rasa” sebagaimana yang dilakukan Ibu Yayuk Sulam, sebab takkala melibatkan jiwa dalam karya ia akan memiliki rasa yang berbeda dari hanya soal hasil kerja, soal karya apalagi soal uang. Tapi soal “value” atau “nilai”. Ke situ titiknya.

Saya jadi teringat salah seorang volunteer Kampoeng English Poernama yang biasa kami panggil “Kak Beng”. “Saya ini lagi senang-senangnya dan menikmati apa yang disebut sharing value Kak Dwi!!” ujarnya. Menurutnya, entah mengapa berbagi itu menyenangkan, berbagi bikin senang hati!” Dus, penasaran apa rasanya “value share”? Silahkan coba penuhi tantangan belajar menyulam bersama Sang Maestro. (Dari Poernama-Pontianak, 28/10/18)

Written by teraju

WhatsApp Image 2018 10 28 at 12.09.19

Ketika Kapolda Didi Pulang Kampung Kala Dinas

IMG 20181029 091516 140

Diplomasi Sepeda dan Segelas Kopi