in ,

Geliat Badan Bahasa Kemdikbud dalam Revitalisasi Sastra Lisan Basengan Dayak Gerungan Sandai

WhatsApp Image 2019 05 18 at 18.49.36

Oleh: Musfeptial

Selamatan sastra lisan di Kalimantan Barat, tim peneliti  Badan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud serta  peneliti Balai Bahasa Kalimantan Barat mengadakan koordinasi untuk memantapkan revitalisasi sastra lisan  Basengan pada masyarakat Dayak Gerungan, Sandai. Revitalisasi tahap awal ini dilaksanakan dari tanggal 29 Maret sampai dengan tanggal 3 April 2019. Kedatangan tim revitalisasi sastra lisan Basangen diterima baik dan sangat antusias oleh Demung dan Kepala Desa Batu Omas. Adapun tim yang melakukan revitalisasi terdiri atas Maini Trisna Jayawati dan Eva Yenita Syam dari Badan Bahasa dan  Martina serta pembantu lapangan Eka Winarti dari Balai Bahasa Kalimantan Barat.

Masyarakat Dayak Gerungan sangat berterima kasih sudah mendapatkan perhatian dari Badan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud untuk mengangkat sastra lisan Besangen yang tidak diketahui oleh orang di luar Nanga Tayat meski sebenarnya di Batu Omas, tradisi ini tetap berjalan seperti Sangen Rojak atau menjala ikan, pindah rumah, dan kematian, serta upacara adat lainnya.

WhatsApp Image 2019-05-18 at 18.49.00

Kepala desa yang sangat muda dan lulusan sekolah pemerintahan di Yogyakarta  tersebut mengakui bahwa kesadaran masyarakat terhadap budaya daerah sangat memprihatinkan. Ini terbukti ketika diadakan lomba mendongeng tingkat kecamatan, tidak satu orang pun yang mendaftar.

Mereka berjanji akan sama-sama melaksanakan latihan Besangen sebagai bentuk pewarisan kepada generasi muda Desa Batu Omas, seperti program yang dimaksudkan oleh tim revitalisasi sastra lisan Besangen ini.

Ibu Maini Trisna Jayawati, perevitalisasi bidang pelindungan dalam pengamatannya mengatakan bahwa tradisi Sangen ini hidup dengan normal dalam masyarakat. Akan tetapi,  gaungnya yang tidak terdengar ke luar desa.  Eva Yenita Syam, peneliti sastra lisan Badan Bahasa Kemdikbud menambahkan  ketika diadakan  pertemuan dengan anak-anak sekolah di Desa Batu Omas, dan anak diperkenalkan  dengan sastra lisan Besangen terlihat mereka sangat antusias. Eva meyakini bahwa nilai yang terkandung dalam sastra lisan  akan bermanfaat bagi anak-anak dalam kehidupan. Baik  tentang sikap santun dan menghargai orang yang lebih tua dari mereka dll. Selain itu, sebagai kegiatan tahap awal, koordinasi ini bertujuan mengenalkan Besangen sebagai budaya yang berisi pembelajaran kepada generasi milenial agar tetap ‘melek’ kearifan yang bermanfaat sekaligus  menghargai jati diri mereka,  sebagai pemilik budaya dan tradisi yang sesungguhnya bernilai tinggi ini. *

Written by teraju

Ngaji Pasar Modal Syariah

Pasar Modal Syari’ah, Cara Terbaik Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

WhatsApp Image 2019 05 18 at 18.50.25

Doa Bersama Menempati Gedung Baru IGD dan Rawat Inap, Kapolda Kalbar Puji Fasilitas Rumkit Bhayangkara