in

“Bahasa Ibu, Bahasa Damai dan Kasih Sayang”

IMG 20170223 073404 987

Oleh: Suherman

“Bahasa ibu adalah bahasa damai, bahasa kasih sayang”. Itulah ungkapan Yaser, salah seorang narasumber pada seminar tentang Bahasa Ibu yang dilaksanakan Komunitas Cinta Bahasa Ibu di Rumah Melayu, Pontianak, Selasa (21/2). Pernyataan ini sesuai dengan ungkapan seorang tokoh dunia yang bernama Nelson Mandela yang sebelumnya diutarakan oleh Bang Dedi Aspari. “If you talk to a men in a language he understands, that goes to his head. If you talk to him in language, that goes to his heart”. Jika kamu berbicara kepada seseorang dengan bahasa yang dimengerti, maka akan masuk ke dalam otaknya. Jika kamu berbicara kepadanya dengan bahasanya, maka akan masuk ke dalam hati. Begitulah kira-kira.

Bahasa ibu manunjukkan dan membuktikan sangat besar pengaruhnya. Peringatan bahasa ibu internasional kemarin, memberikan sentuhan yang baru bagi diri saya pribadi.

Ini juga menambah ilmu pengetahuan akan pentingnya bahasa ibu. Terlebih lagi bagi para kaum muda mudi yang hadir pada saat itu, memberikan ruang dan kesempatan untuk mampu melestarikan dan tidak melupakan bahasa ibu kita.
Sebab saat sekarang ini banyak orang enggan menggunakan bahasa ibu dalam interaksi sahari-hari.

Prof. Dr. Chairil Effendy menceritakan perjalanannya di pedalaman Kalimantan Barat ini. Kala itu Pak Chairil menjadi anak angkat oleh orang yang bersuku Dayak selama kurang lebih 3 tahun. Pak Chairil bermaksud untuk bisa mempelajari bahasa Dayak terutama bahasa ibu.

Tetapi tidak tercapai keinginan tersebut karena orang tua angkatnya yang juga menjadi muallaf sudah banyak lupa akan bahasa ibunya.
Menurut beliau faktor yang menghilangkan bahasa ibu pada diri seseorang karena disengaja. Yaitu sengaja dilupakan.
Oleh sebab itu agar tidak dilupakan bahasa ibu itu harus ada yang melestarikannya. Orang yang mampu menguasai kosa kata bahasa ibu maka disebut “munsyi”.

Untuk melestarikan bahasa ibu ini banyak pihak yang harus dilibatkan dan khususnya para anak-anak muda. Sebab tanpa kebersamaan sulit untuk melestarikan bahasa ibu kita. Karena bahasa ibu ini adalah bahasa kita semua.
“Jangan malu untuk berbahasa ibu”. Begitulah pesan ungkapan yang ditampilkan oleh narasumber Bang Dedi Aspar. (*)

Written by teraju

IMG 20170222 172029 934

Pontianak eCommerce Day

images

Yang Tua, yang Berkreasi