in

“Begini ya ….Rasanya Duduk Nyantai dengan Penulis”

WhatsApp Image 2020 03 06 at 09.39.38 1

Oleh: Nora Norasita

Saya menghadiri agenda Rumah Literasi pertemuan perdana semester genap dan launching buku. Peserta Rumah Literasi kali ini adalah mahasiswa dari prodi IAT, Psikologi, serta BKI. Tak hanya pertemuan dan launching buku semata, acara tersebut pun diisi dengan penyerahan penghargaan Literacy Award yaitu Tia Oktaviani serta pembimbing terbaik yaitu Bu Farninda Aditya.

Acara yang dihadiri oleh Wakil Rektor 3, Dekan FUAD, Wakil Dekan FUAD 1, para dosen Kaprodi, serta para teman-teman Finalis Duta Literasi semester ganjil pun berjalan dengan lancar. Rumah Literasi juga turut mengundang pemateri yang senantiasa berbagi ilmu dan membuka pemikiran para peserta agar mencintai dunia literasi yaitu Pak Nur Iskandar. Sosok yang merupakan salah satu penulis hebat milik Kal-Bar. Beliau menulis sejumlah buku dan telah meraih rekor MURI.

Pukul 10:30 wib. Agenda yang dilaksanakan sedari pagi pun selesai. Para finalis Duta Literasi diajak makan bersama di salah satu kantin di lingkungan IAIN Pontianak. Tampak Pak Nur Iskandar pun ikut duduk di kerumunan kami.

Satu meja panjang dipenuhi gelak tawa kami, yaitu Finalis Duta Rumah Literasi. Namun di sisi sudut meja tampak para pembimbing kami sedang seksama mendengarkan cerita yang dibagikan oleh pak Nur Iskandar. Cerita tentang sesorang yang suatu saat biografinya akan tercetak menjadi sebuah buku.

Melihat etika yang diperlihatkan para pembimbing, kami pun diam dan ikut mendengarkan cerita Pak Nur Iskandar. Mataku berkeliling, melihat satu persatu wajah pembimbing yang begitu antusias dengan apa yang dibagi sang penulis biografi tersebut. Beberapa pertanyaan terlontar dari lisan para pembimbing . Bahkan, gelak tawa mereka pun terdengar berwibawa.

“Ternyata begini ya ngobrol santai ala orang-orang hebat?” pertanyaan yang hanya mampu diucapkan hati saat itu.

Aku berusaha fokus, mendengarkan obrolan santai. Memasang wajah yang kujiplak dari etika para pembimbing. “Belajar beretika seperti mereka, siapa tau karakter baik terbentuk”, batinku.

Saat waktu Jumatan mulai mendekat, satu persatu dari kami beranjak dari tempat. Di ujung pertemuan, saya dan Irvan yang merupakan salah satu finalis Duta Literasi berbincang sedikit tentang keinginan kami untuk mahir berbahasa Inggris. Sebuah hal yang sangat menyenangkan ketika pak Nur Iskandar memerintahkan kepada kami untuk ikut bergabung belajar berbahasa di Kampoeng English Poernama yang merupakan sebuah pendidikan berbahasa yang ia bangun sendiri.

Written by teraju.id

WhatsApp Image 2020 03 07 at 11.36.10

Nur Iskandar: Mari Menulis Karena Senang

leo 1

Dosen Terbebas dari Publikasi Terindeks Internasional?