in

Enrichment KLHS 2016-2021 Kabupaten Ketapang

Nuris 1 300x227 1

Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjadi wakil-Nya di muka bumi dengan tujuan memakmurkan bumi sekaligus sebagai media pengabdian kepada-Nya. Untuk itu kita bersyukur mempunyai falsafah negara berupa Pancasila. Pada butir-butir Pancasila kita memadu prinsip universal. Mulai dari sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa hingga sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa bahkan agama di Indonesia telah diikat dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika.

Ketapang adalah salah satu kabupaten di Indonesia. Luasnya setara dengan 186 kali luas Kota Bandung, ibukota Jawa Barat. (Luas Ketapang 12.062 mil2: Bandung 64,74 mil2) Kabupaten ini juga harus makmur sebagaimana kabupaten atau kota-kota lainnya di Indonesia.
Sekedar intermezo: Luas Kota Jakarta 255,4 mil2. Maka ia hanya 1/47-nya Ketapang! Betapa luas Tanah Ale-ale yang bermuara dengan Sungai Pawan ini! Kemudian intermezo secara politik, bahwa menjadi Bupati Ketapang = menjadi 47xnya Ahok. Atau menjadi 186x-nya Ridwan Kamil 🙂
Ketapang memiliki sejarah panjang dalam entitas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namanya telah disebutan oleh Patih Gajahmada dalam Soempah Palapa. Yakni nama kerajaan Bakulapura atau Tanjungpura. Nama kerajaan besar ini telah mewarnai entitas Nusantara di bawah Kerajaan Majapahit dan nama Tanjungpura telah pula mewarnai nama kesatuan militer setingkat Kodam maupun pusat pendidikan dan pengajaran terbesar di Kalbar, yakni Universitas Tanjungpura.
Di Ketapang telah lahir pemimpin-pemimpin besar nasional. Mulai dari Imam Besar Masjid Istiqlal KH Mochtar Natsir, Wakil Presiden Hamzah Haz, sampai kepada Wakil Ketua MPR/RI, Oesman Sapta. Kabupaten Ketapang mesti maju dari berbagai aspeknya. Terutama aspek sumber daya manusia dan sumber daya alam.

Filosofi Pembangunan
Berdasarkan sejarah peradaban manusia di muka bumi eksistensi manusia dibagi menjadi tiga babak. Pertama, manusia berada di bawah alam. Kedua, manusia setara dengan alam. Ketiga, manusia berada di atas alam.
Pada babak pertama peradaban, manusia berada di bawah alam, yakni fase di mana manusia belum menguasai alam. Mereka hidup nomaden atau berpindah-pindah. Lebih lanjut mereka hidup berburu dan meramu. Tulisan belum mereka kenal. Mereka berada di babak prasejarah.
Di babak kedua peradaban umat manusia, mereka mulai berada setara dengan alam, dimana aspek budidaya sudah dikenal. Mereka mulai menetap–tidak lagi nomaden–atau berpindah-pindah untuk berburu dan meramu. Mereka sudah mengembangkan sikap hidup budidaya (agrikultur)–dan mengembangkan pola komunikasi dari verbal lisan kepada tulisan. Masa ini sudah menjadi masa sejarah.
Babak ketiga, adalah babak di mana sebagian besar umat manusia di dunia sekarang ini berada. Manusia telah mengungguli alam. Alam pun dieksploitasi beradasarkan ilmu, pengetahuan dan pengalamannya yang bereplikasi semakin cepat melalui kemajuan sain serta teknologi. Namun, kita terbelalak. Tersentak. Bahwa selain nilai manfaat yang bisa dipetik dan dirasakan, akibat eksploitasi alam tersebut juga menimbulkan malapetaka yang sangat besar. Sebut misalnya erosi akibat pembukaan lahan besar-besaran bagi perkebunan. Erosi itu menyebabkan tanah menjadi miskin hara. Akibatnya tanah hanya bisa ditumbuhi ilalang dan mudah terbakar. Terbakarnya lahan ini mengekspor asap sampai ke Negeri Jiran. Hubungan alam dan manusia pun berkembang menjadi masalah antarnegara. Menjadi masalah dunia. Menjadi masalah global. Oleh karena itu sekarang ini sangat kencang isu pemanasan global atau global warming.

Bagaimana Membangun Ketapang 5 Tahun ke Depan
Pada KLHS 2016-2021 sudah terpapar data yang diinput dari realita di lapangan. Segenap aspek dijaring dan dipaparkan secara jelas. Pertanyaannya dari draft KLHS 2016-2021, enrichment (pengayaan) apa yang harus ditambahkan untuk membangun Ketapang 5 tahun ke depan sesuai dengan visi bupati memajukan dan mensejahterakan masyarakat Ketapang?

Apakah dalam dekade 2016-2021 di mana kita “manusia di atas alam” bisa menambah manfaat pembangunan? Atau sebaliknya meninggalkan malapetaka berupa banjir atau kabut asap? Taktik dan strategi apa yang dibutuhkan agar tercapai kemajuan dan kesejahteraan sebagaimana dicita-citakan?

Berikut ini ada 10 point sebagai enrichment: 1. Infrastruktur yang kuat; 2. Spesifikasi Pembangunan Pertanian-Kehutanan; 3. Budidaya ikan di tengah laut (ekspor); 4. Pendidikan IT; 5. Ekonomi Kreatif dan Permodalan; 6. Energi terbarukan; 7. Social fundrising; 8. Menangkap peluang fenomena profesional pulang kampung; 9. Update data akurat–tahun terkini; 10. Bahasa dokumen negara sesuai bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Infrastruktur yang kuat
Pembangunan di tingkat kabupaten beresonansi dengan pembangunan nasional. Program kabinet kerja difokuskan kepada infrastruktur. Untuk ini Pemkab Ketapang mesti mampu meyakinkan bahwa infrastruktur yang mendukung terkelolanya sumber daya Lingkungan Hidup (LH) bisa dialokasikan sebesar-besarnya bagi Ketapang. Tanpa infrastruktur yang memadai seperti jalan, jembatan, listrik yang berkualitas, maka kondisi “tempo doeloe” tak akan pernah bisa berubah.

Spesifikasi Pembangunan Pertanian-Kehutanan
Sebagaimana tertuang di dalam paparan KLHS bahwa pertumbuhan ekonomi Ketapang di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kalbar,  dominan disumbangkan oleh sektor pertanian-kehutanan. Potensi utama ini mesti dikelola lebih spesifik, karena lahan tidur menganggur masih besar. Lahan tidur menganggur ini bisa dilipatgandakan produktivitasnya dengan insentif bagi pemuda untuk bekerja. Begitupula dengan mereboisasi lahan kritis. Spesifikasi program pada bidang pertanian-kehutanan akan lebih banyak menyerap tenaga kerja sehingga produktivitas Ketapang meningkat.

Budidaya ikan di tengah laut cth Kerapu (ekspor)
Pada awal reformasi–ketika Menteri Kelautan dan Perikanan disematkan di pundak Prof Dr Sarwono Kusumaatmadja–dilakukan kunjungan kerja ke Ketapang. Ditinjau pula kondisi nelayan yang membudidayakan ikan kerapu di tengah laut. Ikan yang diminati kalangan mengengah di Eropa, AS dan China tersebut “jemput bola” ke nelayan. Terjadi transaksi secara langsung. Pembinaan budidaya ikan di tengah laut ini jika berjalan konsisten dan profesional bisa meningkatkan “income” bagi Pemkab pada umumnya dan nelayan pada khususnya.

Pendidikan IT
Sejak telepon pintar (smartphone) meluas penggunaannya di tengah masyarakat–tak terkecuali bagi masyarakat di Kabupaten Ketapang–dunia benar-benar dalam genggaman. Semua level kehidupan sosial, politik, termasuk lingkungan hidup memasuki era digital. Untuk itu informasi teknologi (IT) harus dikuasai dan digunakan secara cerdas. Semua instansi mesti peduli dengan era digitalisasi. Mesti diupayakan dalam 2016-2021 semua bidang didigitalisasi. Sebagai contoh pelayanan pajak, perizinan, dst, dsb, bahkan membuat program sendiri. Dengan demikian dana “parkir” pun tidak ada kebocoran karena terpantau ketat melalui program IT. Mental korupsi yang beruta-berakar dicabut sampai ke serabut-serabutnya. Dana pembangunan pun melimpah. Pemkab akan dengan mudah mewujudkan visi dan misinya memajukan dan mensejahterakan masyarakat. IT akan membuat good governance melalui pintu transparansi. Rakyat akan percaya dan berpartisipasi. Muncul trust!
Ekonomi Kreatif dan Permodalan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang adil dan bijaksana disentuh melalui pendekatan ekonomi kreatif. Contohnya empowerment literasi. Lihatlah betapa tetralogi Laskar Pelangi mampu meningkatkan sektor pariwisata Pulau Belitong sampai 2-5x lipat. Demikian karena novel “best seller” dan filmnya juga “best seller”.  Dunia literasi memuat kearifan-kearifan lokal berbasis LH.

Energi terbarukan
Dari paparan KLHS tampak bahwa kebutuhan energi Ketapang sangat besar. Ketersediaan listrik terbatas. Untuk itu sumber energi terbarukan mesti mendapat fokus serius. Sebagai contoh solar sell. Penggunaan energi terbarukan ini mesti dilipatgandakan untuk konsumsi perkantoran, perkotaan sampai ke pedesaan. Mental project di mana sehabis kegiatan “selesai” mesti disembuhkan dengan semangat kerja “revolusi mental”. Revolusi mental ini bertumpu kembali kepada nilai-nilai Pancasila yang selama ini sengaja ditinggalkan.

Social fundrising
Pembangunan LH Ketapang 2016-2021 mesti melirik sumber alternatif di luar pemerintahan. Generasi muda yang akrab dengan “gawai” alias internet bisa menerapkan pola kerja sosial, atau dipertajam ke sociopreneurs dengan memberdayakan fundrising. Di sini Pemkab bisa melahirkan payung hukum berupa Perda pengelolaan 5% dana corporate social responsibility (CSR) sesuai aturan UU Perusahaan.

Menangkap peluang fenomena profesional pulang kampung
Di Indonesia saat ini ada fenomena professional muda “pulang kampung”. Mereka meninggalkan kemapanan negara maju atau kota-kota besar. Mereka pulang kampung untuk kembali ke akar budaya mereka dengan catatan infrastruktur memadai, internet terkoneksi, dan pemerintah setempat menangkap peluang kehadiran mereka. Di Ketapang antara lain sejumlah profesional itu pulang kampung.  Eksistensi tokoh inspiratif semacam ini menjadi ikon sekaligus trigger perubahan sosial yang berdampak ekonomis dalam kurun 2016-2021.

Update data akurat–tahun terkini
Dokumen KLHS yang kita kupas saat ini sebagian besar bertumpu pada data BPS. BPS sebagaimana diketahui standingnya ubinan dan tahunan. Datanya kurang aktual sehingga bisa bias. Oleh karena itu data spasial mesti terkini dan dipunyai dinas-instansi terkait. Data yang update dan akurat menentukan ketepatan kebijakan dalam naskah KLHS.
Bahasa dokumen negara sesuai bahasa Indonesia yang baik dan benar
Sebagai bagian dari dokumen negara, KLHS mesti menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk itu diperlukan koreksi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga pada KLHS 2016-2021 tampil beda jika dibandingkan dengan KLHS periode-periode sebelumnya.
Epilog

Visi dan misi bupati terpilih yang di-breakdown ke dalam KLHS sesungguhnya bisa direalisasikan dengan menggunakan potensi lokal dan nasional. Rumusnya sederhana: yang tidak tahu bertanya kepada yang tahu. Yang tahu mau mengajari yang tidak tahu. Dan jangan sampai terjadi hal mustahal sebagaimana anekdot, “Ada orang yang tahu dirinya tahu (ini paling utama). Ada orang yang tidak tahu dirinya tahu (ini orang harus dibantu dan diyakinkan). Namun ada golongan orang yang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu…

KLHS mengarahkan pembangunan sektor LH untuk semua tahu bahwa dirinya tahu. Lalu berbuat sesuatu untuk maju secara adil dan merata tanpa meninggalkan malapetaka.  Keadilan sosial sebagai nilai Pancasila menjadi realita. Demikian itu semua adalah wujud pengabdian kita kepada-Nya. Sesuatu yang menjadi petunjuk-Nya sebagaimana kita sematkan dalam sila pertama Pancasila dengan simbol bintang bersudut lima lagi bercahaya. Itulah sesungguhnya ruh pembangunan yang harus dihadirkan. Bangun jiwanya–bangun badannya (sesuai pride Lagu Kebangsaan Indonesia Raya).

Finding lost paradise in Ketapang! Membangun LH dengan menemukan surga yang hilang dari Ketapang. 2016-2021 adalah saatnya Ketapang mampu melahirkan peradaban besar dengan “orang-orang besar”. Bakulapura. Tanjungpura. Lahir tokoh-tokoh besar dari rahim Ketapang sebagai bukti Ketapang Maju dan Sejahtera. Semoga.

Written by teraju.id

bnpt lomba film pendek hadiah

The Short Film have Duration 5 Minutes at Bumi Khatulistiwa

pontianak digital stream 307x205 1

Pontianak Digital Stream Undang Masyarakat Pontianak Bergabung