in

Hargai Waktu

NFDGV

Oleh Mulyadi

Bayangkan pembaca seandainya aku tak kuliah hari ini pasti aku tidak dapat tanda tangan dari dosen. Pengalaman hari ini mengajarkanku bagaimana menghargai waktu.

Ya…. Itu bermula ketika pagi hari aku terbangun pada pukul 05.15 dan segera mengambil air wudhu dan melakukan salat Subuh. Setelah 5 menit aku melakukan salat entah kenapa aku ingin tidur kembali. Mungkin saja karena pikirku masih banyak waktu luang untuk berangkat kuliah, sebab perkuliahan dimulai pukul 11.00. Sempat bermimpi indah.. namun seketika itu mimpiku berubah menjadi badai petir. Aku pun terbangun sebab bukan suata petir yang membangunkanku namun suara piring pecah. Segera aku memeriksa di lantai bawah.. yaa, benar saja itu piring dan gelas yang pecah. Melihat kejadian itu hatiku pun seperti magma yang siap untuk melontarkan dari perut gunung karena ulah si kucing jantan yang masuk dari jendela belakang rumah. Ada 2 piring dan 1 gelas yang pecah. Kejadian itu pukul 09.15.

Aku merapikan serpihan kaca itu seraya berpidato pada kucing jantan yang sudah menghilang dari pandanganku. Ketika semua sudah beres aku teringat lagi kalau kemarin aku berniat untuk mencuci baju pada hari ini. Dan aku pun segera naik lantai atas untuk mengambil baju – baju kotor. Yaa, tidak banyak sih, hanya 13 helai baju.

Setelah aku mencuci baju aku pun memasak nasi. Sambil menunggu nasi masak akupun segera membenahi tempat tidur, menyapu dan membuang sampah. Sekitar 15 menit nasi pun masak dan aku segera mengambil piring dan sendok untuk siap menyantap nasi itu. Aku selalu bersyukur masih bisa makan, apa pun lauknya.

Setelah makan aku melihat jam yang menunjukkan pukul 09.50 dan aku segera mencuci piring dan sendok. Lalu aku segera mandi. Karena aku harus memprediksi waktu ketika aku berjalan kaki menuju kampus. Aku turun pada 10.15 dari rumah. Aku berjalan santai. ketika sampai di pasar Flamboyan perjalananku diberhentikan seorang nenek. Dia meminta bantuanku untuk membawakan barangnya ke tempat ia berjualan. Aku pun segera membantunya. Tidak terlalu jauh sih cuma 20 meter aja. Setelah semua selesai aku bergegas berjalan menuju ke kampus. Sesekali aku melihat jam yang sudah melewati pukul 11.00.

“Sudah terlambat,” bisikku. Aku tahu ada konsekuensi jika terlambat.
Tapi, untunglah pada pukul 11.15 aku tiba di kampus dan melihat temanku masih berada di taman kampus, ternyata mereka belum bertemu dosen, sebab ada kelompok lain yang menghadapnya sebelum kelompok kami.

Alhamdulillah, aku tidak terlambat.(Penulis Mahasiswa BKI IAIN Pontianak)

Written by teraju

images23

Bermimpilah!

IMG 20170425 WA0003

Pengamat Politik Sarankan Balon Walikota Pontianak Mengukur Diri dengan Prestasi Sutarmidji