in

Selamat Jalan Pak Max

15965443 1577579312271789 944405333359788588 n

* Catatan Syafaruddin Usman

Sebuah kabar duka saya terima melalui WA dari seorang kerabat Alkadrie di Jakarta. Dan juga dari wartawan senior Pontianak Post Gusti Yusri. Tulisnya, kepergian abadi HM Max Yusuf Alkadrie.

Membaca dan menyebut nama Max Yusuf, samalah dengan mengenang kebaikannya.

Saya pribadi kenal pertama sekitar September 1992. Saat itu saya mulai aktif sebagai freelance di koran Akcaya. Pak Max sangat energik. Masih muda dan piawai mengelola manajemen radio. Bincang awal dengannya di satu ketika pada masa awal kenal, mengasyikkan. Sangat bersemangat dan tampil berwibawa. Satu hari di hari lainnya, saling kenal lebih jauh. Pak Max bercerita dia berteman dengan beberapa orang paman saya. Dan kebenaran Abah Pak Max kenal dan bersahabat dengan Kakek saya. Alih-alih Pak Max serupa juga sejumlah paman saya yang teman-temannya tadi adalah sama-sama aktifis Marhaenis Kalbar.

\Sekitar tahun 1993 saya ingat Pak Max berkirim via kantor pos beberapa buku untuk saya. Diantaranya surat, sesekali melalui faksimil di kantor Akcaya. Pada umumnya surat yang dikirim ke saya singkat saja. Isinya bercerita kenangan pertemanannya tadi. Dan kemudian saya dimintanya menulis tentang Kota Pontianak tempo doeloe.

Karena itu saya pun sharing dengan wartawan senior Akcaya lainnya, mendiang Marius Apeh. Om Apeh juga teman sekolah om saya, sama-sama selamat dari letusan bom Jepang di sekolah mereka HCS Kampung Bali atau Jalan Sisingamangaraja sekarang.

Hingg satu hari Pak Max memanggil saya di kantor Akcaya, mulai bercerita tentang pamannya Mendiang Sultan Hamid II.

Maka saya pun mulai cari tahu banyak tentang Hamid, hingga terbitlah tulisan kami bersama Bung Nur Iskandar dkk di tabloid Mimbar Untan, Siapa Perancang Lambang Negara?

Tulisan ini pun saya muat juga di Akcaya, waktu itu kepala desk halamannya Tugio. Dan mendapat respon baik dari kalangan famili Alkadrie, antaranya Almarhum Om Simon atau Syarif Slamat Yusuf Alkadrie.

Begitulah dan seterusnya hubungan komunikasi cukup terjaga baik. Dan dari Pak Max pula saya diberi beberapa catatan tentang Hamid II yang masih saya simpan. Beberapa foto sempat dipinjamkan dan telah diterimanya kembali setelah saya kembalikan.

Max Yusuf orangnya tekun. Memang saya tak mengetahui jauh kiprahnya di jurnalistik, namun saya yakin dia bagian dunia pers Kalbar yang produktif.

Selamat jalan Pak Max, Insya Allah husnul khatimah *

Written by teraju

WhatsApp Image 2019 01 21 at 20.40.04

Momen Indah Bersama Om Max

WhatsApp Image 2019 01 22 at 08.09.12

Kapolda Nonton Bareng Menggapai Mimpi