in ,

Setelah Pilgub Kalbar, Siapa Gubernur Kapuas Raya?

Untitled 12

Oleh: Yusriadi

Siapa yang akan menjadi gubernur Kapuas Raya?

Pertanyaan itu muncul dari percakapan kami, saya dan teman-teman praktisi, setelah “puas” membicarakan Pilgub Kalbar 2018. Kami ngopi sempena silaturrahmi lebaran idulfitri.

Pertanyaan ini muncul begitu saja. Taklah serius amat.

Tapi saya kira wajar disampaikan karena beberapa hal. Pertama, saya dan beberapa teman yang kongkow malam itu berasal atau punya ikatan dengan Kapuas Hulu dan Sintang. Dua daerah ini adalah bagian dari rencana Kapuas Raya.

Bagi kami membicarakan calon pemimpin Kapuas Raya bermakna membicarakan diri sendiri. Membicarakan masa depan diri dan kaban-kaban yang lain.

Kedua, Kapuas Raya merupakan salah satu “jualan” dalam kampanye Pilgub beberapa waktu lalu. Calon gubernur menjanjikan akan mewujudkan kelahiran provinsi baru di daerah ini. Rasanya janji itu bukan retorik untuk tipu-tipu pemilih.

Oleh karena itu setelah pemilihan, sekalipun gubernur terpilih belum ditetapkan KPU, orang pun mengingatkan janji itu. Jadi, kalaupun di antara teman ada yang membicarakan tentang Kapuas Raya, ya… bisa dimaklumi. Dia bagian dari orang yang menagih janji calon.

Ketiga, salah satu pasangan calon yang bertarung dalam pilgub Kalbar 2018 adalah tokoh sentral perjuangan pemekaran Kapuas Raya, Milton Crosby. Saat menjadi bupati Sintang, Milton menjadi pelopor gerakan pemekatan. Hanya, selama ini gerakan itu belum berhasil.

Sekarang, jika hasil akhir penetapan KPU seperti hasil perhitungan cepat lembaga survei –pasangan Sutarmidji – Ria Norsan terpilih, harapan pembentukan Kapuas Raya terwujud muncul lagi. Dan, jika Kapuas Raya terbentuk, pertanyaannya kemudian, siapa yang akan menjadi pemimpin di sana?

Kans Milton sebagai calon gubernur cukup besar. Peran yang dilakoni, jasanya, tentu diingat orang. Wajar jika beliau tetap digadang-gadang sebagai kandidat kuat.

Lalu siapa lagi? Para bupati dari daerah yang ada di pedalaman ini tentu harus dihitung. Selain itu beberapa tokoh politik asal daerah juga layak disebut.

Asyik juga membicarakan hal itu. Terasa seperti menjawab teka teki.

Dipikir-pikir, terlalu dini, memang. Semuanya dapat berubah. Masih panjang prosesnya.

Tetapi, rasanya juga tidak salah membicarakan dan meramalkannya. Apalagi jika kita ingin provinsi baru ini (semoga benar terwujud) lebih maju dan dipimpin oleh pemimpin dari putra yang terbaik. Maka, sejak awal siapkanlah calon yang terbaik.

Wallahu a’lam. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

WhatsApp Image 2018 06 29 at 06.28.18

Tak Puas “Kalah” Kapolda Tegaskan Perhitungan Suara di Kalbar Aman

IMG 20180701 073327 881

Rumah di Tengah Kebun