in

Yang Tua, yang Berkreasi

images

Oleh: Noranisti, Club Menulis

Pertama masuk keruangan Balai Kerja Melayu dalam rangka mengikuti kegiatan “ Gawai Bahasa Ibu” sempena Hari Bahasa Ibu Internasional yang diselenggarakan Indonesia Melestarikan Bahasa Ibu ( ILBI ), wajah yang kulihat untuk pertama kali ialah wajah seorang ibu dengan kerudung berwarna hijau toska. Sosok yang memang tidak lagi muda, namun juga tidak terlalu sepuh.

Awalnya aku berpikir bahwa seorang ibu yang kulihat untuk pertama kali itu merupakan salah satu dari beberapa narasumber yang hadir untuk menyampaikan materi berkenaan dengan Bahasa Ibu yang ada di Pontianak khususnya. Selain karena beliau yang terlihat lebih sepuh dari teman-teman Club Menulis IAIN Pontianak yang duduk disampingnya, beliau juga terlihat sangat berwibawa.
Akan tetapi apa yang aku pikirkan tentang beliau ternyata salah. Sosok ibu yang kuanggap salah satu dari narasumber, bukan termasuk dari salah satu dari beberapa narasumber yang hadir untuk menyampaikan materi, melainkan termasuk dari salah satu peserta yang hadir. Aku mengetahui hal tersebut ialah pada saat beliau memperkenalkan diri kepada seluruh yang hadir, pada saat sesi tanya jawab.

Namanya ibu Sukarni, berasal dari daerah Kebahan dan merupakan seorang pengajar. Namun yang membuat aku merasa takjub ialah pada saat beliau memperkenalkan diri dengan menyebutkan hasil karya beliau dibidang menulis. Beliau seorang penulis yang bukunya tidak asing bagiku, yaitu “ Janji Suci Wanita Kebahan “. Buku karangan beliau merupakan sebuah novel yang sangat menarik, apalagi di dalamnya terdapat bahasa ibu yang berasal dari daerah asal beliau.

Ibu Sukarni menjadikan karya novelnya tidak hanya sebatas novel biasa yang sering kita temui, karya beliau merupakan salah satu media untuk memperkenalkan bahasa ibu kebahan pada seluruh pembaca. Ibu Sukarni juga bersemangat untuk melestarikan bahasa ibu melalui karya tulis.

Menurut salah satu narasumber saat itu, bahwa media untuk melestarikan bahasa ibu zaman sekarang ini dapat melalui media apapun. Dan ibu Sukarni memilih buku novel sebagai media melesterikan bahas ibu di Pontianak khususnya.(*Cerita dari Hari Bahasa Ibu Internasional)

Written by teraju

IMG 20170223 073404 987

“Bahasa Ibu, Bahasa Damai dan Kasih Sayang”

images 1

PWM Kalbar Gelar Rakerpimwil