Teraju News Network – Penanaman kembali hutan atau reboisisasi adalah salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Jokowi. Melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan program rehabilitasi hutan lindung diluncurkan dengan pola Agroforestry.
Pola ini lebih pada penekanan kepada pemberdayaan masyakarat.
Antusias masyakarat terhadap kegiatan ini bisa dilihat saat sosialisasi pembentukan kelompok tanam di desa masau tanggal 18 Juni 2021.
Sekdes Nanga Masau Lorensius, S.Sos. mengatakan bahwa masyarakat berharap bibit yang disemai pada tahun 2020 sampai saat ini sudah tumbuh dengan baik didalam polybag. Sebaiknya segera dilanjutkan dengan penanaman.
Bibit jenis Karet, Petai, Jengkol, tengkawang dan kopi merupakan komoditas tanaman yang mudah untuk diperjualbelikan.
Sekdes juga berharap jangan sampai bibit yang sudah siap tanam, ditanam dengan cara serampangan atau asal tanam.
Setiap proyek pemerintah pasti sudah ada aturan mainnya, ikuti aturan yang sudah di rancang oleh pemerintah melalui Kementerian Kehutanan.
Sekdes juga berharap sosialiasi kelompok tanam ini dibentuk agar melibatkan para pengelola atau pemilik lahan agar tidak terjadi perselisihan, serta melibatkan warga untuk ikut dalam pekerjaan Agroforestry.
“Setiap kendala dan masalah cobalah diselesaikan dengan musyawarah mufakat.” Demikian yang disampaikan Sekdes Desa Nanga Masau.
BPD beserta tokoh masyarakat termasuk kadus dan RT juga menyatakan mendukung penuh program agroforestry.
Ketua BPD Nanga Masau mengatakan, “Kendala dan masalah setiap pekerjaan pasti selalu ada, Kalau musyawarah dan mufakat kita kedepankan bersama. Jalan keluarnya pasti ketemu”.
“Selama ringan sama di jinjing berat sama di pikul. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Hati kita pasti terpaut untuk kebaikan, dan kebaikan inilah kita tumbuh kembangkan bersama. Agar hutan kita tetap terjaga”.
“Sudah selayaknya alam dijaga supaya bisa dinikmati hingga ke anak cucu.
Menjadi catatan mereka kelak kitalah yang melestarikannya.” Imbuh Pak Jawas selaku ketua BPD Desa Masau.
Setakat dengan hal tersebut, Iskandar, SP. selaku pelaksana dari CV. Apik Pratama mengatakan “Kami selalu meminta bantuan baik itu saran atau kritik yang bisa mensukseskan kegiatan agroforestry dari BPDASHL Kapuas”.
Kami rasakan adalah perangkat desa dan masyakarat selalu memberikan dukungan sepenuh hati.”
“Pembuatan pembibitan adalah awal dari program agroforestry. Selanjutnya yang harus dilakukan adalah tahapan penanaman hingga pemiliharaan sampai tahun 2023”.
Enda, S.Hut kordinator Penilaian dan pengawasan (waslai) PT Harwa Cipta Gemilang mengatakan,”Tahapan pekerjaan yang paling penting Agroforestry adalah penanaman, sebelum penanaman pemilihan lokasi tanam harus disesuaikan dengan karakter jenis tanaman. Agar capaian target persentase tumbuh bisa maksimal.”
Ibarat kata pak sekdes, tanaman yg sudah ada kita tanam paksa tumbuh. Artinya perlu pengkodisian tanaman bisa tumbuh dengan baik, maka ada pemupukan dan penyemprotan dengan herbisida.”
“Tentunya ada perlakuan khusus agar tanaman kehutanan ini bisa tumbuh maksimal”. Pungkas Enda yang juga pemuda penggiat Kehutanan di Desa Senakin Kabupaten Landak.
Agroforestry adalah program unggulan dari BPDASHL Kapuas di Kalimantan Barat tahun 2020-2023. Program ini meliputi 3 Desa di KPH sintang timur. Yaitu Desa Masau dan Desa Tapang Manua di Kecamatan Kayan Hulu dan Desa Pakak Kecamatan Kayan Hilir.