teraju.id, Indonesia— Setelah #kaburajadulu, tagar #IndonesiaGelap menjadi topik hangat di media sosial sejak Senin, 17 Februari 2025. Ribuan warganet menyuarakan keresahan terhadap kondisi negara saat ini. Hingga pukul 16.34, lebih dari 177 ribu cuitan di platform X (dulu Twitter) mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
Gelombang protes ini dipimpin oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. BEM UI menjadi salah satu motor utama dengan mengeluarkan lima tuntutan, termasuk pencabutan kebijakan pemangkasan anggaran, penolakan RUU Minerba yang membuka peluang perguruan tinggi mengelola tambang, serta percepatan pencairan tunjangan kinerja dosen dan tenaga kependidikan.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Iqbal Cheisa Wiguna menyatakan, “Kita akan mengadakan demo lanjutan jika aksi “Indonesia Gelap” tidak memperoleh perhatian serius pemerintah.”
Mahasiswa juga mendesak evaluasi total program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dianggap membebani anggaran pendidikan, dan menuntut kebijakan publik berbasis riset ilmiah demi kesejahteraan rakyat. Seruan ini memicu gelombang dukungan di media sosial, di mana sebelumnya warganet juga turut menyuarakan kritik melalui tagar #kaburajadulu.
Rencana aksi demonstrasi serentak di berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bali, Samarinda, hingga Aceh memperlihatkan skala gerakan ini. Ribuan mahasiswa diperkirakan turun ke jalan, khususnya di Jakarta yang berpusat di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Gelombang protes ini juga bergema di YouTube dan TikTok, di mana konten-konten yang membahas latar belakang gerakan dan tuntutan mahasiswa viral dan mendapat respons luas. Ribuan komentar dan dukungan mengalir, memperkuat suara protes.
Hingga kini, pemerintah belum mengeluarkan pernyataan resmi, meskipun beberapa pejabat mengindikasikan akan mempertimbangkan tuntutan mahasiswa. Imbauan agar aksi berlangsung damai dan janji mendengar aspirasi rakyat pun digaungkan.
Fenomena #IndonesiaGelap menjadi bukti bahwa di era digital, kekuatan warganet mampu menggerakkan opini publik dan memengaruhi kebijakan. Pemerintah dituntut untuk lebih peka terhadap suara rakyat demi menjaga stabilitas dan kepercayaan masyarakat.