Teraju News Network, Kubu Raya – Kesbangpol Kubu Raya melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan launching Tahun Toleransi 2022. Kegiatan dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Kubu Raya, Jumat (20/05/2022).
Kegiatan itu dihadiri oleh Bupati KKR Muda Mahendrawan, SH dan Wakil Bupati Sujiwo, SE., M. Sos, Wakil DPRD KKR, Sekda KKR, Forkopimda KKR. Adapun nara sumber kegiatan adalah Ketua FKUB Kalbar Dr. Ismail Ruslan, dan Kakanwil DJKN /Pegiat Toleransi Kalbar Edward Nainggolan.
Kepala Kesbangpol KKR mengatakan Kubu Raya memiliki kekayaan budaya masyarakat yang yang beragam, namun tetap rukun. Dia berharap agar kerukunan itu bisa terus dijaga.
Sementara itu Ketua FKUB KKR Ahmad Fatoni dan juga inisiator kegiatan mengatakan kerukunan harus tetap dijaga. Tiap-tiap agama mengajarkan kerukunan dan kedamaian, saling menghormati sesama. Hal ini dapat dilihat dalam teks kitab suci. Beliau juga mengharapkan FKUB menjadi rumah bersama bagi semua agama.
Bupat Kubu Raya, Muda Mahendrawan, mengatakan pemerintah KKR memiliki komitmen untuk toleransi. Pemerintah KKR telah memberikan izin dan mempermudah umat beragama untuk mendirikan bangunan rumah ibadah di Kubu Raya. Menurutnya, KKR memiliki modal sosial luar biasa, masyarakat Kubu Raya memiliki peradaban unggul saling menghormati sesama.
Wakil DPRD KKR mengatakan toleransi di KKR sangat terjaga, karena kerukunan dijaga dan dirawat oleh tokoh agama, tokoh adat dan budaya, serta umat beragama.
Sementara itu, Ketua FKUB Kalbar, Dr. Ismail Ruslan, M. Si mengingatkan soal menjaga kerukunan. Dia mengutip pesan Ali bin Abi Thalib bahwa mereka yang tidak Seiman adalah Saudara dalam Kemanusiaan.
Disampaikan juga bahwa tren toleransi di Kalbar meningkat. Berdasarkan hasil survey Kemenag RI ada peningkatan toleransi di Kalbar. Tahun 2021 senilai 77,06% dan 2022 senilai 81,03%.
Hal senada disampaikan oleh Edward UP Nainggolan. Pegiat Toletansi dan Kanwil DJKN Kalbar menjelaskan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kalbar tentang kerukunan semakin baik. Secara teori agama dan etnik memiliki 2 potensi, jika dikelola secara baik menghasilkan kerukunan dan kedamaian. Namun banyak juga yang keliru mengelolanya berakibat konflik dan perpecahan. (Rilis FKUB)