Teraju News Network, Pontianak – Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar dan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) bersama komunitas pemantun yang bernaung di wadah Serumpun Berpantun, Sabtu, 16/9/23 menyusun “roadmap” alias arah jalan Pantun Mendunia. Roadmap itu disusun berdasarkan curah pendapat melalui diskusi terfokus bertempat di Balai Kerja MABM Kalbar dan diikuti secara daring dan luring.
Prof. Dr. H. Chairil Effendy, MS selaku Ketua Umum MABM sekaligus Ketua ATL Kalbar menyatakan bahwa sastra lisan satu-satunya yang asli Nusantara hanyalah pantun. “Kalau syair itu masuk dari Arab. Jazz dari Barat. Maka pantun adalah satu-satunya warisan sastra lisan kita di Nusantara yang benar-benar asli sekaligus menjadi ruh pemersatu bangsa di mana Bahasa Melayu menjadi lingua franka,” ungkapnya di sesi pembukaan kegiatan.
Hal yang sama dikemukakan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak, Dr Firdaus Zarin. “Kita di Kota Pontianak sangat familiar dengan pantun. Jangankan pada acara aqad nikah yang sakral, pada acara-acara resmi pemerintahan pun pantun selalu hadir,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Da’uz seraya menegaskan bahwa upaya pelestarian pantun dan upaya mengembangkannya akan selalu mendapatkan dukungan Pemkot. Termasuk cita-cita menjadikan pantun seperti cabang olahraga yang mempunyai Pekan Olahraga Nasional (PON). “Pantun bisa dirancang menjadi Pekan Pantun Nasional diinisiasi dari Kota Pontianak dan menjadi agenda setiap kota-kabupaten, provinsi dan pusat,” tutur Firdaus Zar’in politisi Nasdem yang juga alumni FKIP Bahasa Indonesia sekaligus Ketua MABM Kota Pontianak.
“Untuk itu pantun harus dikemas secara sistematis di mana cabang pantun nasihat, pantun jenaka, pantun teka-teki dan sebagainya bisa dilatih dan dinilai sehingga bisa dilombakan dengan memetik banyak manfaatnya bagi generasi muda bangsa.”
FGD Pantun Mendunia juga menghadirkan tiga narasumber ahli, masing-masing pakar pantun Pontianak Agus “Muare” Rahman, SE, pemantun asal Ketapang “Yonk” Hadi Riva’i dan peneliti BRIN Dedi Ari Asfar, MA. Masing-masing memberikan tonggak pemikiran bagaimana kondisi pantun saat ini dan perkiraan di masa depan agar terus tumbuh dan berkembang pasca ditetapkannya sebagai Warisan Budaya Tak Benda level dunia di Unesco Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 18 Desember 2020.
FGD semakin kaya nuansa dengan curah pendapat yang dibuka kepada 20-an peserta secara luring dan daring. Masukan itu disampaikan oleh mantan Ketua KPU Kalbar Aida Mochtar, S.Ag, M.Hum, guru penggerak Kalbar Ayi Maharyanti, S.Pd, M.Pd, dosen ekonomi Nella, praktisi pantun dari Kubu Raya Dadang, serta pakar linguistik IAIN Dr Yusriadi, MA.
Acara yang dimulai pukul 15.00 itu berakhir pada pukul 17.30 WIB menjelang magrib. Sedangkan hasil curah pendapat akan diwujudkan ke dalam buku kecil Roadmap Pantun Mendunia berisi visi-misi dan program aksi secara lokal,nasional dan regional ASEAN. Pantun Mendunia akan konsisten merawat warisan budaya dunia yang berlandaskan sastra yang penuh etiket, kesopan-santunan sejagad Nusantara.
Selama FGD berlangsung disiarkan “live” via media sosial dan media online teraju.id agar bisa menjadi dokumen publik serta interaktif dalam kolom komentar. (kan)