Teraju News Network, Pontianak —Kegiatan Ngobrol Pagi tentang Borneo (Ngopi Borneo) Seri #3 dilaksanakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M), Pascasarjana, Pusat Perpustakaan dan Asosiasi Dosen Linguistik dan Bahasa Indonesia (ADLIBI), Jumat, 18 Maret 2022, di Kampus IAIN Pontianak. Seri #3 ini membahas tentang hantu dalam masyarakat Melayu Pontianak, dan Sungkui dalam masyarakat Melayu Sanggau.
Acara Ngopi Borneo dipandu oleh Yusriadi, diawali dengan sambutan Ketua LP2M IAIN Pontianak, Sukardi, M.Hum, dan Wakil Rektor Bidang Akademik, IAIN Pontianak Dr. Firdaus Achmad. Setelah itu tampil dua narasumber, Dr. Syamsul Kurniawan yang membahas tentang hantu dalam masyarakat Pontianak, dan Septian Utut, M.Pd yang membahas tentang makanan Sungkui dalam masyarakat Melayu Sanggau.
Syamsul mengatakan berdasarkan data yang diperolehnya, ada banyak hantu yang dipercayai masyarakat Melayu Pontianak, baik hantu jahat yang menjadi lawan manusia, maupun hantu yang menjadi pendamping manusia. Hantu-hantu jahat itu, antara lain: hantu kuntilanak, penanggal, tuyul, babi ngepet, hantu hujan panas, bangket, pocong, genderuwo, nek grasi, dan puake. Sedangkan hantu yang dianggap baik dan sakral, di antaranya, orang kebenaran, penunggu rumah, dan hantu laut.
Sementara itu, Septian memaparkan tentang Sungkui yang diperoleh informasinya melalui studi pustaka dan wawancara dengan sejumlah sumber. Dia mengatakan bahwa sungkui itu adalah kuliner khas. Bahan makanan terbuat dari bahan tepung dibungkus dengan daun sungkui. Daun ini sudah terhitung daun yang langka. Sungkui dihidangkan dalam moment tertentu, seperti lebaran. Tetapi, sekarang sungkui sudah bisa dinikmati setiap hari karena sudah disajikan sebagai menu khas penikmat kuliner tradisional.
Wakil Rektor 1, Firdaus Achmad, memberi apresiasi terhadap kegiatan diskusi ini. Dia juga menilai kegiatan Ngopi Borneo dapat menjadi inspirasi untuk melahirkan karya akademik di kalangan dosen IAIN Pontianak.
“Ngopi Borneo ini, sesuai namanya, born ensiclopedia, melahirkan ensiklopedia… saya harap ensiklopedia ini akan menjadi kenyataan,” ujarnya. (*)