Teraju News Network, Pontianak – Kepala Bappeda Kalbar Ir. Sukaliman MT. selaku keynote Speaker FGD Penguatan Partisipasi dan Kolaborasi Pelaku Usaha Dalam Rangka Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah, mengatakan bahwa Kalbar berdasarkan Rilis BPS Triwulan III tahun 2021 dengan 3,8 juta usia kerja dan 2,9 juta angka partisipasi kerja. persentasenya 76%, masih ada usia pekerja yang belum produktif , disisi lain pengangguran terbuka sebesar 5,2 % menjadi masalah yg harus di atasi dengan menyiapkan lapangan kerja, dimana pasti memerlukan infrastruktur sebagai tulang punggung yang merupakan kewajiban pemerintah. Sudah banyak yang telah dilakukan untuk membuat semua infrastruktur menjadi lebih baik, siap dan menjadi daya tarik/saing bagi para investor yang diharapkan dapat menunjang investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang nantinya membuka kesempatan dan peluang kerja.
Kepala Bappeda Kalbar juga mengatakan pembangunan infrastruktur sebagai tulang punggung ekonomi, sosial, pendidikan dan lain-lain ini menjadi penting. Ada target-target infrastruktur yang dalam masa sisa dua tahun ini diperkirakan menjadi tantangan untuk dicapai karena pemerintah secara umum tidak hanya harus membangun infrastruktur dan memeliharanya tapi juga harus membangun sektor-sektor lainnya yang merupakan urusan atau wewenang pemerintah daerah termasuk di Kabupaten dan kota tapi juga banyak urusan-urusan diperbantukan ke daerah sehingga tidak bisa mengakumulasikan potensi pembiayaan untuk infrastruktur karena harus berbagi.
Disisi lain release dari Bank Indonesia Kalimantan Barat ada potensi keuangan dana masyarakat sebesar 54 Trilyun yang ada di Lembaga Keuangan Kalimantan Barat dan angka pertumbuhan terutama dari bidang ekonomi (dari CPO, Bauksit) itu juga cukup tinggi. Ada beberapa kawasan-kawasan yang seyogyanya dimanfaatkan serta dipotimalkan oleh perusahaan agar menjadi peluang. Semuanya disinergi dan dikolaborasikan dengan berbagai skema.
Skema ini bisa menjadi alternatif pembiayaan infrastruktur kedepannya. Pembiayaan itu tidak hanya untuk infrastruktur jalan-jalan, jembatan tapi juga telekomunikasi, kelistrikan, irigasi dan transportasi yang menjadi perhatian.
Infrastruktur menjadi fokus dikarenakan menjadi kontributor daya saing daerah dan hal ini jugalah yang menjadi minat bagi para calon-calon investor.
Study IMF dua dekade belakangan menyatakan bahwa 1 km tingkat kerusakan jalan menyebabkan kerugian bagi masyarakat sebesar $3 dan sebaliknya apabila jalan itu baik masyarakat diuntukan sebesar $2 – $3. Ini artinya jika tidak harus menanggung biaya-biaya akibat kerusakan tadi yang harus diperbaiki sekaligus memberi keuntungan pada masyarakat.
Penguatan dan kolaborasi ini adalah upaya mengumpulkan berbagai pihak untuk bersama-sama bagaimana mensinergikan semua potensi ekonomi ini, mengoptimalkan semua potensi yang ada dan calon-calon potensi yang lain untuk bersama-sama membangun Kalimantan Barat. Dengan masukan-masukan yang diberikan kepada Bappeda Kalbar berharap mendapatkan umpan balik atau menggali informasi potensi dan peluang serta skema-skema pembiayaan yang dapat dioptimalkan.