Terau News network, Pontianak – Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) mengadakan kegiatan PPM pada Pusat Pelatihan Kerajinan Tanjak & Busana Melayu yang dikenal dengan nama Kampung Tanjak, Selat Panjang, Kelurahan Siantan Hulu kecamatan Pontianak Utara. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 bulan sejak bulan Juli- Oktober 2023. Rabu, 25 Oktober 2023, seluruh kegiatan PPM di kampung Tanjak telah selesai dilaksanakan dan dilakukan serah terima produk luaran yang menjadi tujuan dari PPM, yaitu desain dan contoh kemasan produk, lemari/rak display produk, dan signage penanda lokasi.
Tim PPM terdiri dari 9 orang dosen Jurusan Teknik Arsitektur Polnep, yaitu Palupi Ikayanti, Agus Susanto, Julius Judhi, Ari Fitriyanto, Dede Irwan, Nunik Hasriyanti, Taufik Wibowo, Achmad Eko Yanuar, dan Yudhiarma; 1 orang teknisi Dian Kurnia; dan 4 orang mahasiswa yaitu Adhika Putra Noer Vergiawan, Erni Djuliawati, Angelo Paro, dan Mega Pelangi Ragil. Menurut ibu Palupi Ikayanti, ST., MT., ketua tim, lokasi ini dipilih karena Jurusan Teknik Arsitektur Polnep ingin ikut ambil peran dalam pelestarian budaya Melayu. Tanjak merupakan hiasan kepala yang digunakan sebagai padanan pakaian Telok Belanga yang merupakan pakaian adat pria suku Melayu. Pakaian Telok Belanga berupa pakaian atas dan celana yang terbuat dari kain satin yang dipadukan dengan sarung kain songket yang senada motif dengan tanjak yang dikenakan.
Selain itu, pada lokasi sekitar Pusat Pelatihan Kampung Tanjak ini sebagian masyarakatnya berprofesi sebagai pengrajin tanjak sehingga kawasan ini memiliki potensi menjadi kawasan wisata yang dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata belanja sandang, asesoris, dan barang-barang seni kreatif khas budaya melayu dengan keunikan yang mempunyai nilai jual. Melalui kegiatan ini, tim PPM Jurusan Teknik Arsitektur Polnep bertujuan membantu pengelola Pusat Pelatihan Kampung Tanjak untuk mengembangkan Pusat Pelatihan dengan cara meningkatkan promosi yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi Kampung Tanjak. Pemenuhan tujuan ini dilakukan antara lain dengan membuat desain kemasan produk, membuat desain dan fisik lemari/rak display produk, serta membuat signages yang menarik dan eyecatching sebagai penanda-penanda lokasi. Dengan lemari display yang baik dan menarik, produk tanjak dan busana melayu yang dipajang akan menjadi lebih aman, terjaga kebersihannya, dan dapat tampil lebih estetik dan elegan. Kemasan produk yang cantik dan menarik diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dan promosi dari konsumen ke konsumen lainnya, serta dengan adanya signage dapat mempermudah konsumen maupun tamu lainnya untuk menemukan lokasi Pusat Pelatihan Kampung Tanjak.
Bapak Suherman, pengelola Pusat Pelatihan Kerajinan Tanjak dan Busana Melayu mengatakan usaha melestarikan busana adat budaya melayu ini sudah dimulai sejak lama oleh orangtuanya. Kemudian ketika Suherman melanjutkan usaha tersebut, beliau mengembangkannya menjadi sebuah Pusat Pelatihan Kerajinan Tanjak dan Busana Melayu, sesuai dengan cita-citanya untuk melestarikan budaya busana melayu. Sampai dengan saat ini Pusat pelatihan telah mempunyai 5 orang pengrajin tanjak untuk memenuhi produksinya. Produk yang dibuat adalah terutama bermacam jenis tanjak, baju telok belanga untuk pria, baju kurung untuk wanita, dan sarung kain songket. Suherman sangat berharap dapat meningkatkan produksi dan pemasaran produk Kampung Tanjak sehingga dapat lebih banyak merekrut pengrajin dari kawasan sekitar terutama ibu-ibu yang tidak bekerja formal.
Bapak Suherman selaku koordinator pengrajin tanjak dan pengelola pada Pusat Pelatihan Kerajinan Tanjak & Busana Melayu menyampaikan apresiasi atas kegiatan PPM Jurusan Teknik Arsitektur Polnep di Pusat Pelatihan Kampung Tanjak, serta mengharapkan hasil kegiatan ini dapat memperluas promosi, meningkatkan volume penjualan, meningkatkan jumlah produksi, meningkatkan kesejahteraan pengrajin tanjak, serta menjadi dukungan berarti terhadap upaya pelestarian budaya suku Melayu di Pontianak dan Kalimantan Barat. (Rilis).