teraju.id, Yogyakarta–Apapun mimpi umat Islam, semuanya dapat diwujudkan melalui wakaf. Silahkan saja bermimpi…Umat Islam dapat membangun sekolah, universitas, pasar, bahkan rumah sakit melalui wakaf produktif berupa wakaf tunai atau wakaf uang.
Kalimat optimistik futuristik berlandaskan sejarah tersebut menggelitik benak M Saefullah yang sehari-hari memimpin Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selaku Kepala KUA ada 10 tugasnya. Selain urusan nikah, talak, cerai dan rujuk, juga pelayanan dan bimbingan wakaf.
Saefullah kemudian menerapkan setiap pasangan yang akan menikah, berwakaf. Sebab wakaf menggaransi masa depan setiap keluarga muslim. Tidak hanya berpahala di dunia, tetapi juga di akhirat. Sesuai sabda Nabi SAW, bahwa tidak akan putus amal ibadah anak cucu Adam melainkan tiga: yakni sidqah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, serta anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.
“Wakaf secara tradisional dipahami umat Islam adalah tanah, sehingga di atasnya dapat dibangun mesjid, madrasah atau pondok pesantren, bahkan kuburan. Namun tanah adalah wakaf orang orang kaya. Semakin era sekarang ini, semakin sulit orang berwakaf tanah karena lahan semakin sempit dan mahal,” ungkap Saefullah. Lalu, solusi paling mudah adalah wakaf uang. Di mana berapapun uang setiap orang dapat diwakafkan sehingga pahalanya mengalir terus. Misalnya sebesar Rp 50 ribu, 100 ribu, dan seterusnya tanpa batas.
Dengan jumlah pernikahan hampir mencapai 600 pasangan per tahun. KUA Semin dapat menghimpun wakaf uang sebesar Rp 42 juta.
Dana sebesar Rp 42 juta ini digunakan secara produktif di Kecamatan Semin dengan penanaman rumput gajah bagi pakan ternak. Penanamannya pun di atas tanah wakaf dengan penanda-tanganan kerjasama bagi hasil bersama nadzir wakaf uang dan wakaf tanah.
Keuntungan hasil panen yang besarnya mencapai seratusan juta rupiah dapat dikembangkan secara bergulir, dengan dana pokok wakaf bersifat tetap sesuai regulasi wakaf uang.
Kesuksesan Saefullah dalam menggerakkan wakaf uang dari KUA menarik bagi Yayasan Edukasi Wakaf (YEWI) yang berpusat di Yogyakarta. YEWI kemudian membantu pembuatan aplikasi digital di mana setiap orang bisa berwakaf uang secara dalam jaringan atau daring. Di mana tinggal klik atau qrish, kaum muslimin dan muslimat dapat segera berwakaf uang dan Kabupaten Gunung Kidul yang relatif gersang–akibat tanahnya banyak batu sekaligus sulit air–kebanyakan warganya miskin–angka bunuh diri pun cukup tinggi–bisa terentaskan kemiskinannya melalui manfaat wakaf tunai atau wakaf uang. YEWI dan KUA Semin kemudian mendeklarasikan program unik yang disebut Pojok Wakaf Uang Digital (PWUD).
Melalui PWUD, KUA Semin mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak karena dapat membuktikan bahwa wakaf bisa mengentaskan kemiskinan dan masalah keumatan. Penghargaan datang dari Kandepag Gunung Kidul, Bupati Gunung Kidul, Kakanwil DIY, bahkan hingga Menteri Agama. Menteri Agama Gus Yakut telah pula mendeklarasikan PWUD Semin DIY agar dapat diterapkan bagi KUA-KUA di seluruh Indonesia.
*
Ingin meningkatkan perolehan wakaf uang, Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat melakukan studi banding ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak 19-22/12/22. Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Semin, Kabupaten Gunung Kidul pun menyambut dengan segenap keramah-tamahannya.
“BWI Kalbar sendiri baru dapat menghimpun dana wakaf uang secara sangat terbatas melalui perjanjian kerjasama (PKS) dengan Bank Kalbar Syariah (BKS) sejak pertengahan 2022. Kami datang ke mari untuk belajar dari inspirasi KUA Semin,” ungkap Ketua BWI Kalbar, Prof. Dr. H. Kamarullah, SH,M.Hum selaku ketua rombongan didampingi Kabid Ziswaf Kanwil Kemenag Kalbar, Drs. H. Rohadi, M.Si dan Bendahara BWI Kalbar, Ivun Phunna, SH, MH.
Rombongan BWI Kalbar mendapat penjelasan rinci dari Kabid Ziswaf Kandepag Gunung Kidul, Ibu Sri dan Kepala KUA Semin, Saefullah, serta Yayasan Edukasi Wakaf Indonesia (YEWI) di ruang serbaguna dilanjutkan dengan peninjauan Pojok Wakaf Uang Digital (PWUD).
Rombongan BWI Kalbar juga mendapatkan penjelasan dari nadzir wakaf uang yang menanam rumput gajah sebagai pakan ternak secara produktif.
Kunjungan BWI Kalbar semakin lengkap dengan penerimaan secara terbuka Kakanwil Departemen Agama Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang diwakili oleh Kabid Madrasah H. Abdul Su’ud, S.Ag, M.Si bersama moderator Analis Kepegawaian H. Fahrudin, S.Ag, M.A.
“Yogya memang kreatif. Dulu di masa Gunung Merapi meletus, KUA menerapkan penanaman pohon bagi setiap pasutri. Kreasi ini lahir sebagai jawaban terhadap masalah lingkungan. Hal semacam ini pula yang membingkai lahirnya ide Pojok Wakaf Uang Digital di mana KUA Semin jemput bola kepada setiap pasutri dan umat Islam di wilayah kerja Semin dan telah diikuti seluruh KUA se-DIY,” imbuhnya.
Abdul Su’ud mengkalkulasi jumlah pasutri se-DIY yang menikah setiap tahun, apalagi ditambah dengan jumlah muslim-muslimah yang berangkat umroh dan haji setiap tahun. Jika setiap mereka berwakaf uang dengan cara yang mudah melalui PWUD, maka dana umat se-DIY terhimpun secara abadi mencapai miliaran rupiah. Dana ini ditahan pokoknya oleh nadzir wakaf uang, dan manfaatnya disedekahkan bagi mawukuf alaihi.
Kakanwil Kemenag DIY juga melatih ilmu wakaf produktif melalui wakaf uang bersama YEWI di lini sekolah. Mereka melatih ribuan guru madrasah agar semakin tajam pergerakan wakaf uang produktif secara tunai. * (kan)