teraju.id, Pontianak – Ketua Asosiasi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Prof Dr Ir Marsudi Wahyu Kusworo, IPU hadir sebagai pembicara utama dalam seminar vokasional di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Kamis, 26/9/24. Guru besar Information Technology pertama Indonesia ini menguraikan pentingnya pendidikan vokasi bagi pemerintahan Prabowo-Gibran (2024-2029). Berikut pendapat selengkapnya:
pendidikan vokasional, meskipun telah direvitalisasi dengan Perpres 68 tahun 2022, namun sampai saat ini masih belum benar-benar bangkit menjadi pilar penting pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
Stigma bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan kelas bawah karena sebagian besar muridnya adalah kalau bukan anak yang tidak mampu secara akademik ataupun tidak mampu secara ekonomi masih melekat di sebagian besar masyarakat termasuk dunia usaha dan dunia industri, meskipun sudah ada beberapa contoh pendidikan vokasi di tingkat menengah ataupun tinggi yang telah menunjukkan prestasi luar biasanya.
Sebagai Ketua Umum Aliansi Pendidikan Vokasional Seluruh Indonesia (Apvokasi) yang mewadahi ribuan SMK, politeknik, sekolah dan fakultas vokasi, serta para pelaku maupun pemerhati pendidikan vokasional, saya diundang sebagai pembicara bersama-sama tokoh legendaris Kalimantan Barat H. Sutarmidji dan Pj. Gubernur Kalimantan Barat dr. Harrison dalam Seminar Nasional “Arah dan Kebijakan Pendidikan Vokasi di Masa Pemerintahan Mendatang” di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalimantan Barat.
Dalam seminar ini saya menyampaikan bahwa target pertumhuhan ekonomi pemerintahan Prabowo Gibran 8% akan sangat sulit dicapai tanpa dilakukan reindustrialisasi. Dan kita tahu bahwa industrialisasi memerlukan tenaga-tenaga trampil maupun para wira usaha hebat. Dengan demikian maka pendidikan vokasional merupakan pilar penting, tidak kalah pentingnya dengan saudara kembarnya yang saat ini dianak emaskan baik oleh masyarakat maupun Pemerintah, yaitu pendidikan akademik.
Namun di sisi lain, Revolusi Industri 4.0 dan kemajuan kecerdasan artifisial yang akan menggeser tenaga kerja manusia low skilled dan medium skilled, akan merubah landscape ketrampilan sehingga pendidikan vokasi harus berubah.
Dalam seminar ini saya menyampaikan 4 revolusi pendidikan, yaitu Revolusi Struktural, Revolusi Akreditasi, Revolusi Mengajar, dan Revolusi Belajar. Kalau dunia pendidikan vokasional tidak melakulan 4 revolusi besar ini, maka niscaya pendidikan vokasional hanya akan mencetak pengangguran trampil dan terdidik saja di masa depan karena tersingkirkan oleh teknologi. (kan)