teraju.id, Qubu Ressort – Sastra, bahasa dan Artificial Inteligence (AI) sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas pembauran kebangsaan Indonesia masa kini dan masa depan. Demikian benang merah Seminar Kepemudaan yang berlangsung di Qubu Resort, Rabu, 6/11/24.
Panelis utama Prof Dr H Chairil Effendy, MS selaku guru besar sastra Universitas Tanjungpura menyoroti peran sastrawan, penyair, dan pencerita dalam peradaban bangsa bangsa di seluruh dunia. Menurutnya, sumpah pemuda 96 tahun silam juga bagian dari perjuangan kesusastraan Indonesia. Teks sumpah pemuda adalah puisi baru yang berkembang dari puisi lama berupa pantun dan syair.
Narasumber kedua, Hotma Simanjuntak, Ph.D menguliti hasil penelitian pembauran bahasa dari pendatang generasi satu, dua, dan tiga. Semakin lama generasi semakin terjadi pembauran. Namun catatannya bahasa ibu menjadi berkurang. Padahal trigatra bangun bahasa menabalkan utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah dan kuasai bahasa asing.
Pemateri ketiga adalah konten kreator sekaligus peneliti dari Universitas Gajahmada, Imanuel yang akrab disapa Noel Silalahi mengurai peran AI. Menurutnya, teknologi AI semakin mendesrupai banyak hal di dunia. Namun ia juga positif untuk melestarikan budaya bangsa lewat lagu, ilustrasi dan berbagai aplikasi.
Acara yang dihelat Forum Pembauran Kebangsaan Provinsi Kalbar ini banyak menampilkan pantun. Sejak laporan Panitia Pelaksana yang juga sekretaris FPK, Aida Mochtar, M.Hum dalam sambutannya mewakili Ketua FPK H Burhanuddin Ahad juga piawai berpantun, hingga moderator.
Acara dibuka oleh Kepala Kesbangpol pada pukul 08.00 berakhir dengan tanya-jawab peserta seminar pukul 12.00.
Peserta multietnis mengikuti seminar kepemudaan dengan penuh antusias. Tercatat 130 peserta hadir memenuhi auditorium Qubu Ressort. (kan)