teraju, Rumah Melayu— Persiapan Festival Melayu XIII semakin matang. Rapat koordinasi digelar untuk menyatukan kabupaten dalam satu visi (13/07). Rapat koordinasi yang digelar pada menjadi saksi tekad kuat seluruh DPD Majelis Adat Budaya Melayu Kalbar— meski dihadapkan pada keterbatasan anggaran. Pontianak dan Kubu Raya hadir secara virtual melalui Google Meet, membuktikan bahwa jarak bukan penghalang untuk bersatu demi melestarikan warisan leluhur.
“Pada festival kali ini, kami juga membuka kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam lomba cipta lagu Melayu. Ini peluang untuk mengakses potensi musisi Melayu dan kita akan mengapresiasi dengan semaksimal mungkin,” ujar ketua panitia, Kusmindari Triwati.
Bukan hanya semangat lokal yang membara, gaung Festival Melayu Kalbar XIII juga menggema hingga ke negeri seberang. Pencinta musisi legendaris, Komunitas P. Ramlee Sarawak, akan turut hadir memeriahkan festival ini. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa pesona budaya Melayu mampu menembus batas geografis, menyatukan hati para pecinta budaya dari berbagai penjuru.
Tak hanya itu, panggung Festival Melayu Kalbar XIII juga akan diramaikan oleh musisi jazz asal Belanda. Kolaborasi unik ini akan menghadirkan perpaduan apik antara musik tradisional Melayu dengan sentuhan jazz modern, menciptakan harmoni yang memukau dan memperkaya khazanah musik dunia. Kehadiran musisi jazz Belanda ini menjadi bukti bahwa musik Melayu mampu beradaptasi dan bertransformasi, tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Festival Melayu Kalbar XIII tidak hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga menjadi ajang kompetisi yang menantang. Berbagai lomba digelar untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi Melayu, mulai dari lomba lagu Melayu, cipta lagu daerah, vokal grup daerah, hingga lomba bertutur. Lomba merancang motif Melayu dan lomba masak asam pedas juga menjadi ajang unjuk kreativitas para peserta, memadukan warisan budaya dengan inovasi modern.
“Khusus untuk lomba masak asam pedas, kita hanya melibatkan Ketua, Sekretaris dan Bendahara saja, agar para tetua ini juga merasakan semangat festival Melayu,” imbuh AR. Muzammil, Sekretaris Umum MABM Kalbar.
Selain itu, festival ini juga menjadi panggung bagi para seniman tari untuk menunjukkan kebolehan mereka. Gelar tari kreasi dan gelar tari nusantara akan menampilkan keindahan dan keberagaman tarian, sementara workshop tari jepin akan memberikan kesempatan bagi peserta untuk belajar dan mengembangkan bakat mereka.
Festival Melayu XIII akan menjadi pesta budaya yang meriah, penuh warna, dan sarat makna, mengukuhkan posisi budaya Melayu sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia. Jaga tradisi, Melayu lestari.