teraju.id, Jakarta— Perang baliho yang muncul belakangan ini, tak berbanding lurus dengan elektabilitas para kandidat, terutama di ranah digital. Drone Emprit memperlihatkan urutan sebagai berikut: Ganjar Pranowo (132.960K), Anies Baswedan (103.269K), Puan Maharani (85.406K), AHY (84.577K), Erick Thohir (41.465K), Ridwan Kamil (29.369K) dan Airlangga Hartanto (16.437K).
Meski baliho Puan, Airlangga dan Muhaimin hampir menghiasi seluruh sudut kota di Indonesia, namun belum mampu mengerek elektabilitas mereka. Puan mungkin bisa sedikit bernafas lega, elektabilitasnya tidak jelek-jelek amat. “Tim kampanye Puan bergerak cukup aktif di ranah digital, tapi tim Airlangga tidak,” ujar Deddy Rahman, CEO Katapedia.id, (12/9).
Untuk popularitas digital di social media, yang tertinggi ada 4 capres: Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Puan Maharani, dan AHY. Sedangkan untuk popularitas digital di news online (media darling), yang tertinggi ada 5 capres, yakni: Ganjar P, Anies Baswedan, Airlangga Hartanto, Ridwan Kamil, dan Erick Thohir.
Walau sempat diterpa cercaan netizen terkait baliho, namun tim digital Puan Maharani bekerja cukup bagus dengan menaikkan beberapa hastag yang terkait kerja konkret di lapangan: #KilasBalikPuan48 (9.663 kali), #DapurUmumPerjuangan (5.150 kali), dan #BersamaSelarakanNegeri (4.885 kali).
Berbeda dengan Airlangga Hartanto, efek baliho di mana-mana tidak disertai dengan usaha membangun narasi di ranah digital. Sehingga elektabilitas digital-nya menjadi yang terendah.
Tim digital AHY juga bekerja cukup baik membangun narasi untuk menjaga elektabilitas digital AHY di ranah digital dengan hastag: #VisiAHYIndonesiaEmas (8.415 kali), #2DekadePartaiDemokrat (7.721 kali), #BanggaJadiDemokrat (7.599 kali), dan #AnakMudaSiap (4.543 kali).
Anies Baswedan justru mengalami serangan yang cukup signifikan dari lawan-lawan politiknya, sehingga berpengaruh besar terhadap elektabilitas digital-nya. Serangan terbanyak terkait dengan isu-isu berikut ini: Interpelasi Formula E, harta Anies turun saat pandemi, sedangkan pejabat lain naik (@GeiszChalifah). Tuit positif, tapi responnya negatif.
Hal menarik lainnya adalah usaha banyak lembaga survei yang memperlihatkan elektabilitas Prabowo Subianto masih yang tertinggi langsung terbantahkan dengan adanya data elektabilitas digital untuk sebulan terakhir ini.
Konsultan politik digital, Deddy Rahman, menutup paparannya dengan mengingatkan para capres bahwa politik itu dinamis. “2024 masih jauh, saya hanya berharap bahwa presiden berikutnya adalah yang benar-benar menjadi solusi atas permasalahan utama bangsa ini.”