teraju.id, Ibis – Rangkaian panjang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Provinsi Kalimantan Barat berhasil diselenggarakan. Dimulai sejak rapat kerja menyusun perencanaan revitalisasi bahasa ibu yang melibatkan tiga daerah, yakni Kota Pontianak, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sanggau, penyusunan buku ajar, pelatihan para guru hingga lomba di tingkat kabupaten/kota hingga tingkat provinsi. Total perjalanan waktu lebih kurang satu tahun. Terhitung akhir 2023 hingga 3 Nopember 2024.
Ada dua bahasa ibu yang direvitalisasi ke dalam FTBI Kalbar, Bahasa Melayu dialeg Pontianak dan Bahasa Dayak Ribun (Hibun). Penuangan ke dalam bentuk lomba, masing-masing mendongeng, melucu, pantun, pidato dan tundang. Ada satu jenis lain, yakni lomba cerpen, namun dilaksanakan secara terpisah berupa gawai kampung literasi.
Setiap jenis lomba revitalisasi bahasa ibu di atas diimbasi kepada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Banyak pihak yang terlibat dan berlangsung meriah. Betapa tidak, mereka didampingi para dewan guru dan juga orang tua.
Turut hadir dalam acara pembagian hadiah sekaligus penutupan, Kepala Badan Bahasa Republik Indonesia, Prof Dr E Aminuddin, Ph.D.
Di dalam sambutannya, sosok yang dinobatkan Majalah Times sebagai 100 tokoh dunia pelestari bahasa ibu ini menyambut baik suksesnya acara FTBI di Kalbar. “Semua peserta di tingkat provinsi adalah pemenang. Melestarikan bahasa ibu bukannya tradisional justru keren,” ungkapnya.
Kerennya FTBI kata sosok yang baru saja dapat penghargaan dari Presiden Prabowo ini adalah sertifikat FTBI setara dengan olimpiade sains. “Manajemen Bakat Indonesia menetapkan sertifikat juara Festival Tunas Bahasa Ibu setara dengan olimpiade sains seperti Fisika, Matematika dan IPA. Mereka berhak masuk perguruan tinggi jalur non test. Kenapa? Agar tunas muda generasi bangsa pelestari bahasa juga tidak tertutup peluangnya untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.”
Hal tersebut disambut antusias seluruh peserta. (kan)