in

Teknologi Pengindraan Jauh Aplikasi Bencana dan Perkebunan Kalbar

teraju.id, Polnep – Ilmuan Teknik Geologi Universitas Hasanudin Sulawesi Selatan Dr Eng Ilham Alimudin mempresentasikan manfaat Geospasial pada kebencanaan maupun perkebunan Kalimantan Barat di Accounting Hall Politeknik Negeri Pontianak, Jumat, 21/7/23.

“Kalau di Polnep ada banjir besar, sudah tahu belum di mana jalur evakuasi?”

“Kalau di sini terjadi kebakaran, apakah tahu di mana titik kumpul?”

Sekitar 150 mahasiswa Polnep.Jurusan Teknik Perkebunan yang mengikuti seminar menggeleng. “Belum tahu pak,” jawab mereka.

“Inilah sebab kita kurang peduli,” ungkap master dari Negeri Kangguru dan doktor dari Negeri Sakura, Ilham Alimudin yang tampil penuh semangat.

“Kalau kami di Sulsel sudah ada standarnya, Sebab Sulawesi langganan gempa. Termasuk Sumatera, Jawa hingga Papua.”

Ilham yang tampil mengenakan batik warna hijau dan berkacamata itu menampilkan citra satelit berupa pengindraan jarak jauh. “Data geospasial sangat berguna sebelum bencana maupun pasca bencana,” ungkap mantan Ketua Binabud Chapter Makassar seraya menunjukkan hasil citra jarak jauh Tsunami Aceh hingga Likuifaksi Palu yang menelan banyak korban harta benda maupun jiwa.

Baca Juga:  Karnaval Budaya: Gubernur Sutarmidji Ikuti MABM karena Terbanyak - Terrapi dan Ikut Bersholawat

Alumni AFS yang akrab disapa Kak Illy ini menunjukkan data Kalbar di mana dari 14 kabupaten dan kota, Pontianak paling aman. Daerah paling rawan bencana terutama banjir dan kebakaran adalah Mempawah. Hal tersebut sesuai data 15 tahun terakhir.

“Ini ilustrasi jumlah satelit di angkasa,” tunjuknya. Pada layar monitor tampak planet bumi dipenuhi oleh ribuan satelit. Kesemuanya memotret bumi untuk kepentingan ilmu dan teknologi. Salah satunya adalah penginderaan jarak jauh.

Data penginderaan jarak jauh sangat berguna bagi penanganan bencana maupun mapping pembangunan perkebunan. (kan)

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

Rektor Minta Mahasiswa Pahami Lingkungan KKL

Mahasiswa KKL, Buatlah Proker yang Bernilai Bagi Masyarakat