Teraju Newd Network, Sidodadi – Imam, Ketua Kelompok KKL IAIN Pontianak di Desa Sejangkung terlihat sumringah. Meski seharian beraktivitas, dia tetap terlihat senang.
“Hari ke dua di sini, kegiatan tak putus-putus. Tadi pagi bersama warga Satai, siang dengan pengurus desa Sepantai, sore ini dengan warga Sidodadi,” ujarnya.
Rekan-rekannya, berjumlah 29 orang, juga senang. Meskipun kegiatan padat dan tentu melelahkan, tetapi antusias warga melunasi rasa lelah.
Tasmi, warga Sidodadi, mengungkapkan warga sangat senang menyambut kehadiran mahasiswa di desa mereka. Sidodadi, Satai dan Sepandak, adalah bagian dari desa Sepantai, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalbar.
Desa ini adalah salah satu dari banyak desa terpencil di Kalbar. Desa ini jauh dari Pontianak ibukota provinsi. Jauh juga dari Sambas ibukota kabupaten, dan Sejangkung, ibukota kecamatan. Sebelum ada jalan perkebunan sawit, warga hanya bisa menggunakan moda air. Angkutan sungai dengan perahu motor “klotok” perlu waktu setengah hari.
Maka, mereka seperti terpisah dari dunia luar. Mereka juga kurang mendapat perhatian lembaga pendidikan. IAIN Pontianak sendiri, baru kali ini melakukan pengabdian di sini.
Sekretaris Desa Sepantai Turiyanto mengucapkan terima kasih atas kesediaan LP2M IAIN Pontianak menempatkan mahasiswa di desa mereka. Desa berharap program KKL mahasiswa dapat menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Selain itu kami berharap kehadiran mahasiswa memberikan motivasi bagi anak-anak dan orang tua di sini,” katanya.
Pembimbing KKL di Sepandak, Yusriadi berharap apa yang diinginkan warga terpenuhi. Sebagai langkah awal, bersama mahasiswa akan dilakukan inventarisasi masalah. Setelah ada daftar masalah baru kemudian disusun program kerja untuk mengatasinya.
Yusriadi juga menyampaikan terima kasih atas sambutan dan dukungan warga terhadap kehadiran mahasiswa di desa ini. (r)