teraju.id, Panglima Aim— Adanya SWAB, PCR, kartu vaksin, dan berbagai macam zona-zona makin melengkapi anjloknya dunia wisata tanah air. Industri penerbangan dan hotel mati suri. 2 tahun terakhir sudah.
“Melihat fenomena tersebut, kami menawarkan kuliner pengobat balek kampong di Kalbar. Ada ketupat colet, bubur pedas dan kerupuk basah,” ujar Taufik Zar’in, pengelola Warung Pass saat ditemui tengah melayani pembeli, Minggu (1/8).
Taufik melihat masih banyak peluang yang bisa digarap di bisnis kuliner. “Indonesia, khususnya Kalbar, terkenal dengan kulinernya. Rendang bahkan menjadi makanan terenak di dunia. Yah, mirip-mirip dengan ketupat colet, semoga juga mampu mencuri lidah penikmat kuliner dunia,” harapnya.
Eddy Setyawan, salah satu pengunjung yang ditemui, mengungkapkan bahwa Serundeng menjadi salah satu pembeda saat mencicipi ketupat colet. “Serundengnya kurang banyak,” katanya.
Dia berharap agar Warung Pass dapat menjaga konsistensi rasa. “Banyak konsumen yang kecewa, karena penjual tidak mampu menjaga konsistensi dan kualitas makanan.”
Taufik menyambut baik seluruh kritik dan saran yang disampaikan pengunjung. “Alhamdulillah, banyak konsumen yang mampir langsung menjadi pelanggan tetap. Kepuasan konsumen nomor satu bagi kami. Silakan sampaikan saran dan kritiknya melalui WA di nomor 08970754072.”
Menutup perbincangan, sambil tersenyum, pria paruh baya ini tak lupa mempromosikan warungnya, “Dalam rangka 17 Agustus ini, Warung Pass juga menawarkan promo menarik di Go Food dan makan di tempat. Infonya bisa dilihat di sosmed Warung Pass.”