in ,

Watak dan Karakter Menjadi Masalah Besar Bangsa Indonesia

IMG 20180303 075749 844

teraju.id, Batu – Persoalan watak dan karakter menjadi kajian utama Bina Antarbudaya seperti dituturkan Asmir Agus dalam pembukaan Rakornas di hadapan 20 Chapter seluruh Indonesia bertempat di Kampung Lumbung, Batu-Malang, Jumat (2/3/18). Indonesia adalah negara kaya yang terbentang dari Sumatera hingga Papua dan memiliki segalanya, baik di darat, laut maupun udara.

“Lihatlah betapa luasnya negara kita, baik di darat, laut, maupun udara. Namun sayang, kekayaan negara kita yang begitu besar itu banyak yang dicuri,” ungkap Asmir. Dicontohkan Dewan Pembina Binabud Pusat ini dengan kekayaan laut Nusantara yang dicuri negara asing di mana tak urung menyebabkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti mengambil langkah tegas berupa menenggelamkan kapal-kapal ilegal tersebut.

Kendati sikap tegas telah diambil menteri seperti Susi Pujiastuti, tetapi menyelamatkan harta negara untuk kemakmuran rakyat masih belum cukup karena Indonesia berhadapan dengan dua masalah besar, yakni watak dan karakter. Disampaikan oleh Asmir perihal meningkatnya jumlah koruptor di Indonesia. Bahkan dilakukan oleh wakil rakyat yang terhormat.

 Asmir Agoes Dewan Pembina Bina Antarbudya
Asmir Agoes Dewan Pembina Bina Antarbudya

“Lihat ini, dengan jeli seorang wartawan menangkap berita di Sekolah Dasar ada anak yang bercita-cita menjadi koruptor karena punya banyak rumah, mobil, dan kolam renang. Menjadi koruptor itu sejahtera,” ungkap Asmir seraya menunjukkan kliping koran di salah satu wilayah Tanah Air. Hal tersebut dimaksudkan Asmir sebagai kondisi kronis yang melanda Indonesia.

Kronisnya terletak pada penghargaan hidup sukses terletak pada glamoritas harta-benda, bukannya proses dan harkat-martabar kemanusiaan.

Obat dari penyakit krisis watak dan mental tersebut menurut Asmir tiada lain dengan menyehatkan jiwa itu sendiri melalui aksi individu dan kolektif sebagaimana visi Binabud, yakni mengangkat harkat dan martabat untuk kesejahteraan Bangsa maupun umat manusia. “Kita harus mulai dari diri sendiri dan membina generasi muda sehingga terlaksana amanat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, yakni bangunlah jiwanya-bangunlah badannya.”

Asmir mencontohkan merah putih sebagai bendera kebangsaan Indonesia. Dia bertumpu pada warna putih yang melambangkan kesucian. “Merah yang berarti berani itu berpijak pada kesucian,” ulasnya seraya berharap relawan Binabud bisa meningkatkan peransertanya membangun bangsa dan negara dalam konteks kesejahteraan umat manusia yang bermental serta berwatak mulia: jujur, adil, bertanggungjawab.

Tema yang diangkat dalam rakornas yang berlangsung hingga 4/3/18 ini adalah “Transform. Sustain. Engage.” Tiga kata kunci yang berarti transformasi, keberlanjutan dan penguatan ikatan kerjasama.

Selain dihadiri 80-an pengurus Chapter rakor Binabud juga dihadiri pendiri Yayasan Binabud Taufik Ismail dan Irid Asmir serta para sesepuh di lingkungan Chapter Malang. Beberapa di antara sesepuh dimana hidupnya penuh dengan inspirasi serta keteladanan diminta tampil untuk mendapatkan cinderamata dan diserahkan langsung oleh Direktur Eksekutif Nina Nasution.

Written by Nur Iskandar

Hobi menulis tumbuh amat subur ketika masuk Universitas Tanjungpura. Sejak 1992-1999 terlibat aktif di pers kampus. Di masa ini pula sempat mengenyam amanah sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) HMI Cabang Pontianak, Wapimred Tabloid Mahasiswa Mimbar Untan dan Presidium Wilayah Kalimantan PPMI (Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia). Karir di bidang jurnalistik dimulai di Radio Volare (1997-2001), Harian Equator (1999-2006), Harian Borneo Tribune dan hingga sekarang di teraju.id.

IMG 20180302 121344 172

Botok Ikan Seluang

IMG 20180303 073346 425

Pencopet di “Pasar Hongkong”