Oleh: Abil Al Qadri
Tadi pagi saya mengikuti kegiatan launching buku “Menjaga Bahasa Ibu, Merawat Keindonesiaan”, yang ditulis oleh teman-teman mahasiswa.Dari kegiatan itu saya mendapatkan sesuatu yang menarik.
Bahasa ibu merupakan bahasa yang pertama kali kita dengar atau bahasa yang paling sering kita gunakan dalam keseharian kita di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat. Menjaga dan merawat bahasa ibu sangat baik kita lakukan. Menggunakan bahasa Indonesia bukan berarti menghilangkan atau memudarkan bahasa ibu atau bahasa keseharian yang kita gunakan di lingkungan masyarakat.
Bahasa yang berbagai macam jenis dan dialek itu patut kita jaga kelestariannya karena bahasa itu adalah suatu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Berbagai macam dialek dari suatu daerah dengan daerah lainnya merupakan ciri khas tersendiri dari masing-masing manusia di dalam masyarakat. Dan di antara hikmah menjaga dan melestarikan bahasa ibu adalah terjaganya rasa persudaraan yang kita miliki, rasa suatu kebiasaan yang sama dalam berbahasa di kehidupan sehari-hari yang menunjukkan bahwa seseorang atau kelompok memiliki ikatan yang kuat dalam hal berbahasa di kesehariannya.
Walaupun Indonesia memiliki bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia bahasa ibu memang harus kita jaga sebab Indonesia adalah Negara yang kaya akan ragam bahasanya. Bahasa -bahasa yang berbeda di setiap daerahnya dan mampu menjaga serta merawat bahasa ibu atau bahasa kesehariannya.
Seperti diadakannya lomba menulis esai tentang menjaga bahasa ibu yang diikuti oleh mahasiswa IAIN Pontianak dalam rangka menyambut Bulan Bahasa, merupakan salah satu upaya agar para mahasiswa lebih mengenal pentingnya menjaga dan melestarikan bahasa ibu. Melestarikan bahasa ibu penting walaupun Indonesia sudah memiliki bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Selain itu lomba ini juga untuk membangkitkan semangat menulis terutama di kalangan mahasiswa. (Mahasiswa Prodi BKI FUAD IAIN Pontianak).