in

Pengalaman Sebulan di AS


Oleh: Marcel Jonathan

Tak disangka sudah sebulan diriku di sini, di negeri orang yang tak pernah kukunjungi sebelumnya. Adaptasi bukanlah hal mudah, butuh waktu yang lama untuk saya terbiasa dengan situasi di Amerika Serikat. “Apakah saya dapat toleran dengan makanan di sini? Apakah saya akan mendapatkan teman di sekolah nanti? Apakah saya dapat menjadi perwakilan Indonesia yang baik?”

Banyak sekali hal-hal yang saya pikirkan sebelum tiba di AS. Tapi pikiran itu sudah lewat, saya mendapatkan banyak teman di negeri berjuluk Paman Sam. Saya sangat menyukai makanan yang orangtua angkat saya berikan kepada saya, bahkan saya sempat membantu teman sekelas saya dalam presentasinya mengenai Indonesia. Ternyata diriku sebelumnya hanya berlebihan, sebab di sini tak terlalu buruk, tak seburuk seperti yang saya bayangkan.

Berada di sini mengingatkanku pada masa lalu, masa-masa seleksi. Bukanlah hal yang mudah, mengingat program Kennedy Ludgar Youth Exchange and Study (KL-YES) ini diincar oleh banyak sekali pemuda-pemudi Indonesia. Seleksi berkas, wawancara, dinamika kelompok, seleksi nasional, dan masih banyak lagi. Ribuan siswa-siswi mendaftar, namun hanya 80 orang yang dapat berangkat. Bukankah itu hal yang gila. Sangat gila bahkan mengingat saya menjadi salah satu dari 80 murid yang menjadi finalis dan berangkat menuju Amerika Serikat. Saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada kakak-kakak volunteer chapter Pontianak, kak Rike, kak Huntung, kak Meiry, kak Ivo, kak Beng, dan kakak-kakak lainnya, serta kak Nur Iskandar, selaku Ketua Chapter Pontianak yang telah membimbing dan memberikan saya kesempatan sekali seumur hidup ini.

Baca Juga:  “Tribute to Indonesia” Farewell Party untuk Siswa-Siswi Asing dari 2 Negara

Perjalanan menuju kota orangtua angkat atau host family saya tinggal juga bukanlah perjalanan yang singkat. Total saya harus terbang kurang lebih selama 25 jam, dan saya harus singgah kurang lebih 5 bandara yang berbeda-beda. Tak lupa, saya adalah satu-satunya yang paling lama sampai dan bertemu dengan host fam saya. Datang dengan perut kosong, wajah kusam, mata lelah, pertemuan saya dan host fam saya bukanlah pertemuan yang terbaik.

Pertemuan dengan host fam-ku bukanlah yang terbaik, namun mereka adalah keluarga terbaik yang pernah kutemui. Ramah, perhatian dan peduli sesama. Mereka adalah keluarga yang kuidamkan sejak dulu.

Banyak hal yang telah kualami dalam sebulan ini. Banyak sekali informasi, pengetahuan dan ilmu baru yang telah kudapatkan. Saya bahagia dan siap untuk berada di sini hingga akhir program. Bahkan saya sangat siap untuk memberikan pengalaman saya dan ilmu saya ke orang-orang sekitar saya. Semoga menebar manfaat. *

Written by teraju.id

An Experience in Japan: An Earthquake with Magnitudo 6.1 RS

A Month in the United States