in

Geliat Ekonomi di Jagoi Babang

Oleh: Yusriadi

Meski batas negara masih tutup, tetapi, geliat kampung-kampung di perbatasan negara mulai tumbuh. Sebuah harapan cerah menanti.

Saat kunjungan ke Jagoi Babang beberapa waktu lalu, saya melihat mobilitas warga di jalanan cukup ramai. Bahkan hingga malam. Denyut nadi ekonomi yang berdetak cukup kencang.

Toko-toko di sepanjang jalan masih aktif, dan pada waktu-waktu tertentu ramai. Warung kopi dan rumah makan terpantau hidup. Termasuk warung bakso dan buah-buah. Bangunan baru berdiri menambah jumlah bangunan yang ada. Memang sebagian pintu bangunan tergembok dan bagian halaman berdebu dan berumput. Penginapan-penginapan masih terurus. Begitu juga jasa pengangkutan masih beroperasi.

Alhasil, pasar masih hidup dan ramai. Uang masih berputar, sekalipun tidak sekencang tahun 2019.

Jelas, semua ini pertanda baik. Pertanda adanya harapan pertumbuhan ekonomi lokal tahun yang akan datang.

Jagoi Babang memang potensial. Daerah ini pasti bakal tumbuh pesat ketika perlintasan negara dibuka.

Sebelum pandemi awal 2020, Jagoi Babang merupakan pintu keluar dan pintu masuk negara. Lalu lintas terbilang ramai. Terutama di akhir pekan saat siklus perdagangan terjadi.

Baca Juga:  Cek Fakta: Sutarmidji Jujur atau "Pengampor"

Pada hari Jumat, puluhan kendaraan barang membawa aneka barang dagangan ke Sarawak melintasi Jagoi Babang. Lalu, beberapa hari kemudian, kendaraan itu pulang dan melintasi daerah ini. Sedikit banyak Jagoi mendapat cipratan ringgit dan rupiah. Langsung atau pun tidak.

Apalagi sebagian dari barang niaga yang dibawa ke luar sana adalah produksi Jagoi Babang. Mulai dari bidai yang terkenal itu, hingga barang-barang lain yang tak dikenal.

Kini, tanda berakhirnya Pandemi Covid-19 dan pembatasan sosial berbagai skala mulai terlihat. Tanda ini disambut gembira warga setempat. Bagi mereka pencabutan pembatasan akan mendorong mobilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah. (*)

Written by Yusriadi

Redaktur pada media online teraju.id dan dosen IAIN Pontianak. Direktur Rumah Literasi FUAD IAIN Pontianak. Lulusan Program Doktoral ATMA Universiti Kebangsaan Malaysia, pada bidang etnolinguistik.

BUAF ke-5, Wisata Akademik Mahasiswa IAIN Pontianak

Pengalaman di Jepang: Disambut Gempa 6,1 SR