Semula pagi cerah. Seketika perlahan redup. Mendung mengurung murung. Serupa melanjutkan malam. Namun siang telah datang.
Awan menggantung enggan melarung hujannya. Tertahan selaksa melepas sebuah kepergian. Angin sepoi berhembus pelan. Dedaun bergoyang lamban. Matahari sembab bersinar duka.
Innalillahi wainna Ilaihirajiun. Kabar duka bagi semua yang ditinggal. Namun inilah hari bahagia baginya. Hari memulai hidup abadi. Memulai menuai ranum syurgawi.
Dr H Aswandi MPd sang guru antar generasi melengkapkan otobiografinya.
Tetes airmata melepas keberangkatannya. Disambutnya dengan senyum abadi. Senyum seorang begawan. Senyum sang panutan. Senyum sang maestro pendidikan. Senyum salah seorang putera terbaik Kalimantan Barat.
Banyak kenangan. Tak sedikit ingatan. Tak terbatas ungkapan tentang persahabatan kedekatan dan kebersamaan dengannya.
Meski terpisah buat selamanya. Namun kelak bersua untuk seterusnya. Di sini dulu berdiskusi bertukarpikiran bersilaturahmi. Kelak di sana berkumpul mengecap asri indah keabadian.
Selamat jalan guruku.
Selamat jalan sahabatku.
Selamat jalan panutanku.
Jasamu abadi.
Jiwamu lestari.
Kenangan denganmu luhur terpatri.
Sampai jumpa di negeri keabadian tempat kita bersama selamanya kelak.
(Syafaruddin Usman, Minggu, 23012022. 08.56)