Kebijakan pertemuan tatap muka sudah lama dinanti, tidak hanya oleh anak-anak yang bersekolah tapi juga orang tuanya. Saat Senin lalu ada pengumuman anak-anak akan tatap muka di sekolah dengan beberapa catatan karena pandemi belum berakhir, seluruh orang tua menyambut dengan suka cita. Kalau pengumumannya secara langsung, pasti akan disambut dengan suara syukur yang lantang.
Alhamdulillah…
Hore…
Akhirnya…
Merdeka…
Ungkapan syukur orang tua murid bersahutan di group kelas. Anak-anak kegirangan mendengar kabar ini. Mereka malah tak sabar menunggu besok.
“Seronoknya bisa ke sekolah”, kata dek Yura dengan mata berbinar.
“Abang grogi, gimananya kalau ada soal yang susah di sekolah”, abang kemudian berpikir, membayangkan mengerjakan soal-soal yang menurutnya agak susah setelah masuk kelas 2 SD.
Saat pagi tadi mengantarkan 2 anak bersamaan ke sekolah, rasanya luar biasa. Macam pertama kali antar mereka sekolah dulu sensasinya. Guru-guru sudah menunggu di pos masing-masing. Ada yang mengarahkan alur masuk sekolah, mengecek suhu tubuh, membimbing anak-anak cuci tangan, ada juga guru yang memberikan salam penyambutan, khas salam pandemi, tangan bertemu di depan dada.
Wali kelas menyambut di depan kelas. Guru Pendamping langsung mengarahkan anak-anak menuju meja masing-masing. Kami orang tua diberikan selembar surat pernyataan memilih pertemuan tatap muka dengan beberapa catatan yang sudah dituangkan dalam tata tertib pembelajaran tatap muka dimasa pandemi dan kami tanda-tangani di atas materai. Tatib tersebut sudah disosialisasikan secara daring sebelum pembelajaran di sekolah berlangsung.
“Alhamdulillah ya umi, anak-anak sudah bisa kembali ke sekolah”, kata wali kelas Adek Yura sambil menyodorkan selembar surat pernyataan.
Semoga pertemuan tatap muka akan berjalan lancar. Semoga pandemi akan benar-benar berakhir, agar aktivitas anak-anak, guru-guru juga orang tua benar-benar kembali normal. Amin.