in

Konsistensi Ibadah dalam Bulan Ramadhan

Oleh: Abdurrahman*

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh kaum muslimin se-dunia bukan hanya sebagai bulan tempat mencari pahala sebanyak-banyaknya karena dilipat-gandakan pahala secara khusus di bulan ramadhan. Kegiatan-kegiatan di bulan tersebut sangat diminati dan mendapat antusias yang sangat tinggi.

Antusias terhadap bulan Ramadhan ini terlihat jelas pada salah satu kegiatan ibadah yang dilakukan oleh kaum muslim seperti shalat secara berjamaah baik yang fardhu lima waktu maupun shalat sunnah tarwih di setiap malam sampai shalat tahajjud yang dilakukan secara individu, namun masih menjadi sebuah misteri ilahi karena semangat beribadah ini hanya bertahan di awal bulan Ramadhan tetapi di pertengahan ramadhan semangat ini redup bahkan menghilang, dan biasanya semangat ini timbul lagi di akhir ramadhan karena mendekati momen idul fitri.

Hal ini dapat dilihat secara langsung di antaranya dari keramaian muslimin beribadah di masjid, ketika awal ramadhan masjid terisi sangat ramai bahkan masjid-masjid tertentu tidak muat untuk semua jamaah yang ingin melaksanakan shalat, namun berselang seminggu atau masuk pertengahan ramadhan masjid-masjid berkurang lagi jamaahnya dan di akhir ramadhan terisi lagi oleh jamaah yang mencoba memanfaatkan sisa-sisa keutamaan bulan ramadhan, bukan hanya ibadah shalat berjamaah saja namun berbagai ibadah-ibadah lain seperti mebaca ayat suci Al-Qur’an, berzikir dan bersedekah.

Baca Juga:  Sikat Gigi Saat Berpuasa, Apakah Boleh?

Masalah inkonsistensi dalam beribadah ini telah diberi teguran langsung oleh Nabi Muhammad saw. dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya:


عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ، قَالَ: «مَنْ هَذِهِ؟» قَالَتْ: فُلاَنَةُ، تَذْكُرُ مِنْ صَلاَتِهَا، قَالَ: «مَهْ،

عَلَيْكُمْ بِمَا تُطِيقُونَ، فَوَاللَّهِ لاَ يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا» وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَادَامَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ.


Artinya: Dari Aisyah Ra. bahwa pada suatu ketika Nabi saw. pulang ke rumah Aisyah dan beliau melihat ada seseorang wanita di dekatnya. Lalu Nabi bertanya “Siapa wanita itu?” Aisyah menjawab, “Inilah si fulanah yang terkenal banyak melakukan shalat.” Kemudian Nabi bersabda, “Jangan begitu! Tetapi kerjakanlah semampumu. Demi Allah, Dia tidak bosan untuk memberikan pahala, hingga kamu sendiri yang malas berbuat amal. Agama (amal) yang paling Allah sukai adalah yang dilakukan secara tetap dan teratur.

Berdasar dari hadis shahih tersebut ada beberapa pesan yang diungkap oleh Nabi Muhammad saw. secara langsung maupun tersirat terkait kebiasaan umat Islam di masa sekarang yang semangat ibadahnya hanya di awal saja atau di waktu tertentu saja namun setelah itu tidak melaksanakan ibadah itu lagi.

Baca Juga:  Pengalaman Ramadan 2023

Pertama, kerjakanlah ibadah sesuai kemampuan, seorang muslim yang amalnya dicintai oleh Allah adalah mereka yang tidak melampaui batas kekuatan dan kemampuan dalam hal ibadah maupun muamalah, karena seorang muslim kerap kali sampai menyiksa diri dalam hal ibadah karena mengharap ridho dan pahala dari Allah, akan tetapi justru tergolong sebagai hamba yang melampaui batas.

Kedua, ibadah yang sedikit atau kecil yang konsisten lebih baik dibandingkan ibadah yang banyak tetapi tidak konsisten. Jangan sampai di bulan ramadhan ini ibadah itu dilaksanakan di awal bulan ramadhan saja kemudian setelahnya ditinggalkan karena menganggap bahwa porsi ibadah di pertengahan ramadhan telah diambil dengan banyaknya ibadah yang dilakukan di awal ramadhan. Maka beribadahlah sesuai kemampuan dan konsisten meskipun sedikit demi sedikit.

(*Dosen IAIN Pontianak)

Written by teraju.id

Mempertajam Intelektualitas

Produktif Saat Puasa