in

Ramadan yang Mulia

Oleh: Amanah Noor Pauseh*

Bulan Ramadan adalah bulan yang dinanti jutaan ummat yang ada di dunia ini, karena di dalamnya penuh rahmat dan ampunan. Lantunan ayat ayat Alquran yang terdengar hampir di seluruh penjuru masjid dan musholla di setiap lima waktu, gema sahur yang membangunkan di setiap malamnya, Penuhnya saff barisan salat baik itu di Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Tarawih beserta kefadhilahan di setiap malamnya. Kajian kajian majelis ta’lim yang terbuka secara umum di Subuh hari, belum lagi pesantren-pesantren yang membuka kepada khalayak umum untuk mengikuti pesantren kilat, yang hanya dibuka di bulan Ramadan saja. Di pesantren tersebut orang mengaji layaknya santri seperti biasanya. Sungguh luar biasa syahru Ramadan.

Maka, ada banyak yang berharap bertemu dengan Ramadan untuk berpuasa di bulan ini. Namun, kadang, kehendak berkata lain. Ajal telah mendahuluinya. Oleh karenanya jangan sia-siakan kesempatan yang berharga ini, karena ajal tak menunggu sakit dan tua. Serta kesempatan tak akan datang kedua kali, kecuali atas izin Allah yang menghendaki. Jika pada bulan ini tidak dimanfaatkan, lantas menunggu kapan untuk memperbaiki diri, menunggu tahun kapan, menunggu bulan apa, sedangkan umur tidak ada jaminannya meskipun satu detik sekalipun. Setiap insan akan bertarung kepada diri sendiri melawan hawa nafsu menahan diri agar tidak tergoda oleh makanan dan minuman yang lezat, menjaga diri agar tidak terjerumus kepada maksiat.

Baca Juga:  Mahasiswa KKL, Buatlah Proker yang Bernilai Bagi Masyarakat

Terdapat tiga malam yang begitu mulia di bulan Ramadan: malam pertama Ramadan, malam 17 Ramadan atau bisa disebut dengan Nuzulul Qur’an, dan malam Lailatul Qadar yakni malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa merasa gembira dengan datangnya bulan Ramadan maka Allah mengharamkan jasadnya masuk neraka.” tentu pada hadirnya bulan Ramadan di tengah-tengah kita menjadi salah satu penantian yang sangat panjang. Tidak semua orang bisa merasakan nikmat dan manisnya serta kesempatan untuk merasakan Ramadan tahun ini. Hal ini harus kita syukuri dengan cara memaksimalkan ibadah dengan sebaik-baiknya, serta berlomba-lomba dalam hal kebaikan karena di bulan Ramadan inilah segala amalan akan dilipatgandakan setiap muslim laki laki dan perempuan yang mukallaf dikenakan kewajiban untuk berpuasa. Di Ramadan inilah kesempatan untuk banyak-banyak minta ampun dan bertaubat. Ramadan setahun sekali rasakan nikmat berkah dan kebaikan di dalamnya jangan disia-sia kan dengan perkara yang tidak berguna. Di Ramadan inilah waktu yang pas untuk memperbaiki diri mencharger diri sepenuh-penuhnya. Ramadan datang sebentar saja, satu bulan sungguh tidak terasa keberadaannya.

Baca Juga:  Rektor Minta Mahasiswa Pahami Lingkungan KKL

Duhai Ramadan yang mulia jangan cepat pergi, kehadirannya sangat dinanti oleh sejuta umat yang ada di bumi. Sampai jumpa kembali di Ramadan 1445 H.(*Mahasiswa Prodi PBA IAIN Pontianak/Akademi Riset IAIN Pontianak).

Written by teraju.id

Semarak Bulan Puasa Pasca Pandemi

Ngabuburit Literasi – Menjaga Asa Literasi